Depok (15/5) – Kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukan bahwa kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana di 33 kabupaten/ kota masih sangat rendah. Masyarakat masih belum mengetahui harus mengungsi kemana dan 63% proses evakuasi menggunakan kendaraan sehingga terjadi kemacetan yang luar biasa saat bencana terjadi. Hal ini dikarenakan rencana tanggap darurat yang terkesan tidak siap. Menangkap kondisi ini, sekaligus memelihara semangat hari kesiapsiagaan bencana yang jatuh pada 26 April lalu, Reaction UI 2018 hadir pada Selasa (15/5) di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok.

Reaction UI 2018 merupakan sebuah rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia. Mengusung tema “Earthquake Safety Tips”, Iklan Layanan Masyarakat dalam bentuk audio-visual merupakan jenis kompetisi yang dipilih tahun ini. Kompetisi Reaction UI berlangsung selama bulan April dan diikuti oleh puluhan mahasiswa.

“Kami mengadakan acara bertemakan gempa bumi karena melihat bahwa sepanjang tahun 2017 saja, tercatat 8.693 gempa bumi mengguncang Indonesia. Setidaknya terhitung lebih dari 200 kali gempa diatas 5 skala richter. Indonesia merupakan negara rawan gempa”, tutur Project Officer Reaction UI, Nurmeividiani. Meivi juga mengatakan bahwa tingginya antusiasme peserta kompetisi menunjukan bahwa banyak generasi muda yang peduli terhadap kesiapsiagaan bencana masyarakat.

Pada puncak acara Reaction UI 2018 hadir Kepala Bidang Hubungan Masyarakat BNPB, Dra. Rita Rosita serta Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko. Hary menjelaskan dalam narasi pendeknya di Reaction UI 2018 bahwa Indonesia merupakan ‘supermarket’ bencana. Gempa dan tsunami sangat rentan menyerang Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab itu, kesadaran dan terjun langsung ke masyarakat perlu digiatkan.

“Sebenarnya kalau sering terjadi gempa kecil itu artinya ada kestabilan, yang patut diwaspadai adalah ketika gempa kecil tersebut justru jarang terjadi”, tambah Hary. Selain BMKG dan BNPB , hadir pula Kepala Disaster Research and Response Centre, Prof. Fatma Lestari, PhD dan CEO Makna Creative, Keenan Pearce.

Keenan memaparkan Ted Talk mengenai konten kreatif dalam kaitannya terhadap kesiapsiagaan bencana di Indonesia. “Kalau kita ingin menyampaikan pesan ke publik, harus dengan cara yang kreatif. kadang kita hanya mempunyai ide, tetapi hal yang sebenarnya penting yaitu eksekusi dari ide kreatif tersebut” ujar keenan. Hal ini sejalan dengan tujuan Reaction UI yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya millennial terkait cara menghadapi bencana terutama gempa bumi. Tidak hanya meningkatkan kesadaran, Reaction UI juga merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide kreatif dan edukatif yang dikemas dalam Iklan Layanan Masyarakat.

Pemenang kompetisi ini jatuh kepada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menciptakan lagu dalam video penyelamatan gempa bumi. Disusul juara kedua Reaction UI yang datang dari Semarang dan mengusung konsep yang menggabungkan antara hiburan dan edukasi.

“Acara Reaction 2018 melibatkan segitiga emas didalamnya yaitu dari sisi akademisi lalu dari sisi private sector yang diwakilkan PT. Mesitechmitra Purnabangsa kemudian dari sisi Lembaga Pemerintahan dihadiri oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Diharapkan semua aspek yang berkesinambungan tersebut dapat menjalin kerjasama dan bersinergi untuk jangka panjang”, tutur Dra. Rita Rosita S.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!