Padang, 23 Maret 2019 – Bertempat di Convention Hall, Universitas Andalas, Padang, 17 orang delegasi Program Vokasi UI  yang terdiri dari pimpinan dan peneliti, menghadiri Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) 2019 yang bertemakan “Penguatan Kompetensi Berbasis di Era Digital 4.0”. Kegiatan ini berlangsung dari 22 hingga 23 Maret 2019. FPTVI memiliki lebih dari 120 anggota institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.

Prof Sigit Pranowo Hadiwardoyo, Direktur Program Vokasi UI menjadi salah satu pembicara bersama pimpinan dari dari Universitas Halu Oleo, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada tentang Paparan Good Practice keunggulan Pengelolaan Pendidikan Tinggi Vokasi.

Sigit menyampaikan tentang upaya Vokasi UI menjalankan praktik-praktik pendidikan Vokasi yang sesuai dengan filosofinya yaitu menghasilkan para lulusan menjadi professional di berbagai industri. Misi ini yang membedakan pendidikan Vokasi dengan pendidikan akademik di perguruan tinggi, yang memiliki filosofi melahirkan para ilmuwan. “Di Vokasi UI, setiap kurikulum 70% praktik yang tercermin dalam SKS. Semisal mata kuliah dengan 3 SKS, maka 2 SKS adalah praktik (2×170 menit) dan 1 SKS adalah teori yaitu 50 menit. Tidak hanya itu, pada semester 4 & 5, mahasiswa vokasi kuliah langsung di industri. Bukan magang, tetapi benar-benar belajar kerja di kantor-kantor di Industri,” ujar Sigit, yang merupakan Guru Besar di bidang Teknik Sipil Universitas Indonesia.

“Dengan kurikulum 3-2-1 tersebut, diharapkan proses link and match dapat terwujud. Sebagaimana yang terungkap dalam Debat Pilpres ketiga bahwa SMK sebagai bagian dari program Pendidikan Vokasi di jenjang dasar, dinilai gagal dalam menyiapkan peserta didik yang siap bekerja secara professional,” ujar Devie Rahmawati, salah satu pengurus FPTVI periode 2019 – 2020.

“Pertemuan ini menjadi ajang berbagi pengalaman antar perguruan tinggi yang telah memiliki keberhasilan mengurangi kesenjangan antara kebutuhan pasar tenaga kerja dan ketersediannya. Sekolah Vokasi UGM dengan program teaching industry telah menjadi jawaban dari program penerapan penelitian terapan mahasiswa dan dosen vokasi, yang produknya langsung diserap pasar. Sedangkan Vokasi UI, menjadi contoh yang sudah menjalankan kurikulum 3-2-1 dengan utuh, yang membuat beberapa perusahaan yang sudah bekerjasama merasa tidak memerlukan lagi membangun lembaga pelatihan atau bahkan corporate university, karena merasa sudah terbantu dengan vokasi UI yang mengirimkan mahasiswa yang dapat mereka didik langsung di kantornya masing-masing, tanpa mengeluarkan biaya pendidikan,” tambah Devie Rahmawati, yang juga menjadi Ketua Program Studi Humas Vokasi UI.

“Banyak sekali mahasiswa program Vokasi UI yang belum lulus, namun di ’ijon’ meskipun belum lulus. Industri merasa bahwa kepenatan mereka karena para lulusan tidak memenuhi syarat, tidak lagi terjadi. Biaya pelatihan pun dapat dikurangi dan berujung pada percepatan bagi industri untuk langsung lepas landas” dan bersaing secara global”, seru Devie yang merupakan dosen teladan Aspikom Jabodetabek 2018.

Dalam seminar nasional ini para peneliti dari berbagai universitas mempresentasikan hasil penelitian yang memberikan rekomendasi praktis bagi industri  agar dapat beroperasi secara efisien, efektif dan inovatif. Sebagai ilustrasi, penelitian yang dilakukan oleh Devie Rahmawati, peneliti Vokasi UI yang pernah belajar di Swansea University, UK, menampilan makalah berjudul “Pilihan Wisata & Manajemen Citra. Studi Tempat Berkumpul dan Bepergian Milenial” menemukan fakta bahwa Industri Pariwisata perlu mempertimbangkan loyalitas generasi Milenial yang rendah terhadap sebuah rumah makan atau tujuan wisata. Peluang Milenial untuk kembali lagi ke tempat yang sama cukup rendah.

Lain lagi dengan Marsdenia, peneliti dari Vokasi UI yang mengungkapkan bahwa perubahan dunia digital yang telah memberikan pengaruh kuat bagi semua industri, tidak terkecuali sektor finansial, tidak perlu dikhawatirkan. Marsdenia menemukan bahwa meskipun komputer telah mampu menggantikan beberapa fungsi yang dilakukan Akuntan, namun tetap banyak fungsi yang tetap membutuhkan kehadiran akuntan. Hanya saja, diperlukan ketrampilan dan pengetahuan baru yang menyesuaikan dengan tuntutan teknologi terkini.

FPTVI ini diinisiasi oleh 5 Universitas penyelenggara pendidikan vokasi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universtas Brawijaya, dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Berdirinya FPTVI ini diawali dari penyelenggaraan Lokakarya tentang “Penegasan Pendidikan Vokasi Sesuai UU No 12 Tahun 2012” tanggal 3 April 2014, di Sekolah Vokasi UGM, yang dihadiri oleh berbagai universitas negeri di Indonesia, bertujuan untuk:

  • Mensinergikan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan tinggi vokasi di berbagai universitas/institut di Indonesia
  • Memperjuangkan nomenklatur institusi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi di Universitas/Institut di Indonesia
  • Mengusulkan kepada BAN PT untuk melakukan penyesuaian borang akreditasi yang cocok dengan ciri dan pola pendidikan tinggi vokasi
  • Sharing penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi di berbagai universitas/institut di Indonesia khususnya dalam rangka turut memberikan solusi bagi penyelesaian masalah-masalah bangsa

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!