Depok-Program studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) menggelar inbound lecture sebagai rangkaian dari Master Class Produksi Media bertajuk “Indonesia Future Creative Talent: How to Be Learning Agile?” pada Kamis (7/4/2022) secara virtual. Inbound lecture ini mengundang Alvin Hadiono, Ph.D (Cand.), AFHEA, SHRM-SCP, Adjunct Lecturer University of Glasgow sebagai narasumber dan dipandu Ngurah Rangga Wisesa, M.I.Kom., CICS, Ketua Program Studi Produksi Media.

Konsep agile atau kelincahan menjadi salah satu sikap yang perlu dimiliki oleh setiap orang saat ini. Perubahan signifikan dan tidak menentu yang terjadi di dunia, tidak hanya perlu ditopang dengan sikap inovatif, kreatif, dan lainnya, tapi juga fleksibilitas, adaptabilitas, kelincahan untuk menghadapi perubahan tersebut. Berdasarkan 25th Annual Global CEO Survey yang dilakukan PwC pada awal 2022 menunjukkan bahwa Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara yang optimisme bisnisnya mengalami peningkatan. “Survei tersebut dilakukan sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Dalam dua bulan, perubahan masif kembali terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai individu harus siap mengalami perubahan-perubahan yang sedemikian cepat terjadi,” jelas Alvin.

Keseimbangan antara sikap konsisten dan adaptif tidak hanya perlu dimiliki individu saja, tapi juga organisasi. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, organisasi harus berpegang pada standardisasi yang telah ditentukan. Namun, juga harus terbuka pada inovasi baru yang mungkin terjadi.

Alvin menambahkan, “Belajar untuk menjadi lincah merupakan kondisi saat seseorang menghadapi kebiasaan baru dengan sangat cepat dan fleksibel, berusaha mencari feedback, dan menyesuaikan diri secara cergas. Banyak ilmu baru yang didapat dari melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui.”

(Foto: Alvin menjelaskan sembilan dimensi yang dimiliki seseorang yang bertalenta)

Terdapat sembilan dimensi yang dimiliki seseorang yang bertalenta atau memiliki sikap agile, yaitu 1) fleksibel terhadap ide-ide baru; 2) kecepatan menghadapi sebuah ide; 3) bereksperimen dengan mencoba hal yang baru; 4) mengambil risiko dalam kinerja; 5) mengambil risiko untuk membuka diri; 6) kolaborasi; 7) mengumpulkan informasi; 8) mencari umpan balik; dan 9) merefleksikan diri.

(Foto: Alvin juga menjelaskan bagaimana kesembilan dimensi tersebut dalam berbagai sektor pekerjaan di Indonesia)

“Untuk mengembangkan diri, seseorang dapat belajar melalui dua prinsip. Pertama, melalui model belajar 70:20:10, dengan 70% pengalaman informal di tempat kerja, 20% sosialisasi dengan orang lain, dan 10% pendidikan formal dan informal. Kedua, pembelajaran melalui suatu hal yang baru, relevan, dan menantang. Setiap orang dapat berkembang sesuai metode belajarnya masing-masing, tapi keinginan untuk belajar dalam dirilah yang menentukan perkembangan tersebut,” jelas Alvin.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!