Depok-Penggunaan plastik dalam berbagai aktivitas sehari-hari kian masif, mulai dari alat pembungkus hingga wadah makanan dan minuman. Sayangnya, penggunaan plastik tersebut tidak diiringi dengan pemahaman yang baik mengenai pengelolaan limbah plastik dengan bijak. Penelitian dari University of Georgia pada 2015 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah plastik lautan di dunia. Lebih lanjut, penelitian bertajuk “Riverine plastic emission from Jakarta into the ocean” pada 2019 menyatakan bahwa Sungai Ciliwung masuk ke dalam daftar sungai terkotor di dunia.

Sungai Ciliwung merupakan sungai yang membelah kota Jakarta, Depok hingga ke Bogor. Menumpuknya sampah plastik yang banyak menggenang di Sungai Ciliwung menjadi salah satu permasalahan tercemarnya kawasan perairan tersebut, hingga menyebabkan banjir. Bahkan, sodetan Sungai Ciliwung yang dibangun sebagai penangkal banjir di Jakarta pun ternyata belum bebas dari penumpukan sampah. Berangkat dari permasalahan tersebut, dua mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Rahel Sriwahyuni Sinaga dan Tsamara Safira Al Sani, berupaya membuat kampanye manajemen sampah yang berhasil membawa mereka meraih juara ketiga pada kompetisi Voice of Youth Challenge 2023 pada Sabtu (08/12/2023) lalu.

(Foto: Rahel dan Tsamara saat mengikuti kompetisi Voice of Youth Challenge 2023)

Rahel dan Tsamara membuat program kampanye berjudul “CiLife Eco Care”, sebuah program yang ditujukan kepada masyarakat sekitar Sungai Ciliwung agar secara sadar mau mengolah dan memilah sampah, terutama sampah botol plastik. Dengan mengusung konsep pentahelix (multipihak), Rahel dan Tsamara mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk turut andil dalam program kampanye yang mereka buat. Mulai dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, PlasticPay sebagai industri penyedia teknologi daur ulang sampah plastik, penyebarluasan informasi melalui media, hingga melibatkan masyarakat di daerah yang dilalui Sungai Ciliwung, yaitu Kecamatan Tebet.

Rahel menjelaskan bahwa program CiLife Eco Care ini sudah dilaksanakan pada Kamis (23/11/2023) lalu di RPTRA Flamboyan, Kecamatan Tebet. Hadir pada kegiatan tersebut karang taruna, dasawisma, jumantik, serta Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari tujuh kelurahan di Kecamatan Tebet, yaitu Tebet Barat, Tebet Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Manggarai Selatan, dan Menteng Dalam. Rahel menuturkan, “Kami mengajak masyarakat untuk berpartisipasi pada talkshow edukasi manajemen sampah guna meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya pengelolaan sampah plastik. Selain itu, diharapkan agar masyarakat mulai membiasakan diri untuk ikut dalam pengelolaan sampah plastik ke mesin daur ulang.”

(Foto: Rahel dan Tsamara bersama Dra. Amelita Lusia, M.Si., Kepala Biro Humas dan KIP UI)

Pada kesempatan tersebut, pihak PlasticPay turut berkontribusi dalam bentuk pemberian dropbox untuk sampah botol plastik yang dapat ditukarkan menjadi poin dan kemudian dikonversikan menjadi uang melalui dompet digital. Adanya dropbox tersebut menjadi upaya dukungan dan solusi inovatif dari industri dan pemerintah agar masyarakat mulai belajar memilah dan mengolah sampah botol plastik.

Kompetisi yang dilaksanakan secara nasional tersebut memberikan tantangan bagi mahasiswa di Indonesia untuk merealisasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), yaitu Kehidupan yang Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) dan Permasalahan Lingkungan (Climate Action). Mengambil dua tema, “Sadar Hidrasi” dan “Manajemen Sampah”, setiap peserta dapat memilih salah satunya untuk menciptakan program yang berkaitan dengan TPB/SDGs tersebut.

Tsamara mengatakan bahwa kompetisi Voice of Youth Challenge 2023 tersebut menjadi wadah bagi mereka untuk merealisasikan kompetensi kehumasan yang mereka miliki sebagai mahasiswa dan menciptakan program yang inovatif, serta berkelanjutan bagi lingkungan. “Proses yang cukup panjang kami lewati saat mengikuti kompetisi tersebut. Mulai dari pengajuan proposal, pendanaan untuk validasi program yang digagas, pitching, hingga evaluasi atas program yang sudah dilakukan. Kami berharap agar langkah yang sudah kami lakukan dapat berkelanjutan dan menghasilkan dampak positif bagi lingkungan,” ujar Tsamara.

(Foto: Rahel dan Tsamara bersama tim mahasiswa UI lainnya yang berhasil mendapatkan juara pada kompetisi Voice of Youth Challenge 2023)

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengapresiasi prestasi yang diraih Rahel dan Tsamara. Menurutnya, implementasi kurikulum berbasis praktik kepada mahasiswa Vokasi UI memiliki berbagai dampak positif. Tak terkecuali, pemanfaatan kompetensi kehumasan yang dapat diterapkan terhadap perbaikan lingkungan. “Saya ucapkan selamat kepada Rahel dan Tsamara yang sudah berhasil mengharumkan nama Universitas Indonesia. Saya berharap agar program yang dicanangkan keduanya dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat serta keberlanjutan lingkungan yang bersih,” tutup Padang.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!