Depok-Apakah kehumasan penting dalam bidang politik? Bagaimana cara menyusun program kampanye yang tepat? Permasalahan tersebut dapat terjawab pada kuliah umum bertema “Riset Politik dan Implementasinya dalam Kehumasan” yang diselenggarakan oleh program studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) pada Kamis (12/10). Kuliah tamu tersebut menghadirkan Pangeran Ahmad Nurdin, S.Sos., M.IP., Direktur Komunikasi dan Pengembangan Bisnis Algoritma Research and Consulting, sebuah perusahaan riset dan konsultansi politik dan pemerintahan.

Pada kesempatan tersebut, Pangeran menyampaikan bahwa menjadi humas dalam bidang politik cukup rumit dan memerlukan ketelitian riset dalam setiap program politik, terutama kampanye. Ia memaparkan beberapa poin penting yang memerlukan riset, seperti riset audiens, pemetaan demografi, segmentasi audiens, hingga perencanaan program. Salah satu program politik yang digunakan sebagai contoh adalah kampanye pemilihan umum (pemilu).

(Foto: Sesi pemaparan materi riset politik dan kehumasan kepada mahasiswa)

“Politik membutuhkan riset untuk memahami apa yang disukai audiens. Misalnya, kampanye yang saat ini digandrungi oleh audiens dari sebuah perusahaan atau partai. Poinnya adalah know your audience dan know yourself,” ujarnya. Tanpa memahami diri sendiri, kompetitor dapat melihat kelemahan seorang pelaku politik. Sedangkan, tanpa memahami audiens, pelaku politik tersebut berisiko menyampaikan program melalui strategi komunikasi yang tidak tepat. Kedua hal tersebut tentunya dapat menyebabkan isu yang bahkan dapat berkembang menjadi krisis bagi pelaku politik. Ia menambahkan, “Apalagi sekarang sudah memasuki era digital. Isu yang kecil dapat berpotensi besar karena cepatnya perambatan informasi. Maka dari itu, sangat penting untuk membangun awareness terhadap diri sendiri.”

Pada kuliah umum tersebut, Pangeran menekankan bahwa kampanye harus dilengkapi dengan strategi yang baik. Seorang humas harus pandai merancang program kampanye yang dapat diterima dan disukai oleh masyarakat, sehingga dapat menjaga, bahkan meningkatkan kepercayaan dalam lapisan masyarakat.

Pangeran menutup kuliah tamu dengan menyisipkan pengingat kepada mahasiswa. “Membuat strategi sangat penting, tetapi jangan lupa dengan persiapan standing statement. Standing statement adalah pernyataan atau pertanyaan langsung dari publik. Kita tidak mengetahui standing statement mana yang positif maupun negatif. Dan jika dijawab dengan knowledge dan startegi yang terbatas tentunya akan memengaruhi citra seseorang atau perusahaan,” tutup Pangeran.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!