Depok-Hospital tourism merupakan program pengobatan atau pemulihan kesehatan yang dibarengi dengan kegiatan wisata. Hospital tourism berpeluang besar untuk dikembangkan di sektor ekonomi kreatif dan wisata di Indonesia. Peningkatan kualitas dan sumber daya di pelayanan kesehatan akan menjadi modal bagi industri hospital tourism agar masyarakat Indonesia tidak perlu ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. Tetapi, Indonesia masih memiliki tantangan untuk mengembangkan program tersebut. Menjawab tantangan tersebut, program studi Administrasi Rumah Sakit, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Potensi Hospital Tourism di Indonesia” pada Rabu (06/12/2023). Gelar wicara tersebut dihadiri oleh Dr. dr. Taufiq Jamaan, Sp.OG., Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia; dr. Adellia Nike F, M.Biomed (AAM), Influencer Perjalanan Wisata Medis; dan Ardy Pratama Putra Wardhana, Founder Awstour Travel sebagai narasumber.

Melalui sambutannya, Wakil Direktur Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Kemahasiswaan Vokasi UI, Deni Danial Kesa, MBA., Ph.D, membuka acara tersebut dengan menyampaikan bahwa keterkaitan antara sektor kesehatan dan pariwisata dapat dibangun dan berpotensi memiliki pangsa pasar di masyarakat. “Kolaborasi dari dua sektor tersebut dalam bentuk hospital tourism dapat menarik minat pelaku perjalanan wisata medis. Saya berharap agar potensi hospital tourism dapat terus digali sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi  dan daya tarik wisata di Indonesia,” ucap Deni.

(Foto: Foto bersama narasumber dan audiens)

Mengawali kuliah umum tersebut, narasumber menyampaikan data hasil survei dari beberapa rumah sakit dan pelaku travel terkait hospital tourism di Indonesia. “Indonesia memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata medis dan bersaing dengan negara-negara tetangga. Namun, masih ada beberapa permasalahan dalam mempersiapkan hospital tourism, di antaranya kualitas pelayanan, pemasaran, hingga akreditasi internasional,” ucap dr. Taufiq.

dr. Adellia turut berbagi pengalaman pribadinya ketika menjalankan perawatan medis di luar negeri. “Saya terkesan dengan pelayanan dan fasilitas rumah sakit di negara-negara Eropa. Menurut saya, dokter tersebut dapat berkontribusi kepada reputasi pelayanan kesehatan sama halnya dengan di Indonesia,” jelas dr. Adellia. Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi pertimbangan turis untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan hospital tourism yang berkualitas.

(Foto: Sesi tanya jawab saat kuliah umum berlangsung)

Dari sudut pandang travel, Ardy menyampaikan bahwa berbagai kekayaan alam, fasilitas kesehatan, dan biaya yang terjangkau dapat menjadi daya tarik turis untuk melakukan hospital tourism. “Kami berkomitmen untuk mendukung perkembangan sektor kesehatan dan ekonomi kreatif ini. Paket wisata medis yang berkualitas dapat ditawarkan kepada turis agar sektor kesehatan dan pariwisata dapat mendorong perekonomian Indonesia,” tambah Ardy.

Sebelum gelar wicara berakhir, dr. Taufiq juga menegaskan bahwa program hospital tourism tersebut memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor kesehatan, hingga pihak swasta agar program berjalan efektif. Ia berpesan agar peningkatan infrastruktur dan pelayanan medis, serta promosi dengan berbagai strategi di Indonesia dapat semakin masif dilakukan.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!