Depok – bertempat di Auditorium Vokasi UI, Ikatan Wanita Keluarga (IWK) Vokasi UI bersama Klinik Digital dan HM Vokasi Humas menyelenggarakan Kampung Digital di Vokasi melalui Diskusi Publik : Prasangka Buruk dan hoax adalah Musuh Bersama. Kegiatan ini menghadirkan pembicara Seno Gumira Ajidarma (Rektor IKJ), John De Rantau (Sutradara), Devie Rahmawati (Founder Klinik Digital Vokasi UI), David John S, Toto S dan Ricky Malau (Aktor) serta Katherine (Aktris). Kegiatan dihadiri sekitar 150 peserta dari Jabodetabek.

“Sepanjang tahun 2019 ini kami mendirikan Kampung Digital yang bertujuan membantu masyarakat memiliki banyak ketrampilan, memahaminya hingga mampu menghasilkan hal positif. Sayangnya, saat ini materi digital justru sering menjadi alat penyebaran informasi yang tidak benar dan merugikan banyak pihak. Berita-berita positif yang menimbulkan prasangka baik tentu saja perlu dipelihara, sebaliknya berita negatif yang menghasilkan prasangka buruk, harus buru-buru dihapus,” ujar Danurifqi, Ketua HM Vokasi Humas UI.

“Kami dari IWK sengaja menghadirkan ibu-ibu, agar kaum perempuan semakin mawas diri terhadap pesan-pesan yang selalu masuk ke dalam media sosial kami. Kami berharap para pembicara dapat menggugah kaum ibu agar mampu menahan diri dan menyeleksi setiap berita sebelum membagikannya kepada orang lain,” tambah Riana Herlina Hadiwardoyo, Ketua IWK Vokasi UI.

“Prasangka merupakan embrio dari lahirnya stigma yang berujung pada pembunuhan karakter melalui penyebaran berita bohong. Studi modern telah menemukan bahwa memang ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia dengan mudah berprasangka, baik yang positif maupun negatif. Prasangka merupakan salah satu basic instinct (faktor biologis) yang dihadirkan Tuhan, untuk membantu manusia dalam mempersiapkan diri mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi,” ujar Devie Rahmawati, Founder Klinik Digital.

“Sedangkan secara psikologis, prasangka membantu manusia mengatasi kecemasan dan keraguan dalam berbagai situasi. Sebagai ilustrasi, ketika berada di lingkungan baru, prasangka terhadap gender, ras, agama dan sebagainya, membantu individu untuk bersikap. Ketika bertemu dengan laki-laki misalnya, seorang individu pasti sudah memiliki prasangka tertentu, yang akan membantu bagaimana individu untuk berkomunikasi,” tambah Devie, inisitor Kampung Digital Vokasi UI.

Kehadiran Seno Gumira dan para selebritis ialah terkait dengan karya kreatif mereka yaitu cerpen dan film, yang mengangkat isu prasangka dalam kemasan program yang ringan namun cerdas. Pesan-pesan bahwa imajinasi liar yang merasuki pikiran yang berbuah menjadi prasangka negatif merupakan hal yang perlu dikelola dengan baik.

“Untuk itu diperlukan Resep 3K untuk mengatasi prasangka yaitu Keterbukaan pikiran – Komunikasi Sosial – Konfrontasi. Studi ilmiah semenjak era 50-an menemukan bahwa individu dengan karakter yang tertutup dan linier, memiliki peluang untuk terjebak dalam prasangka. Ditambah keengganan melakukan komunikasi, membuat seorang individu tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan konfirmasi, apakah prasangkanya tersebut benar, atau ternyata meleset. Komunikasi menjadi cara yang efektif untuk membongkar prasangka. Sedangkan temuan 10 tahun terakhir, menunjukkan kemampuan melakukan konfrontasi terhadap sebuah prasangka yang melahirkan label-label, menjadi senjata ampuh membuat orang yang menyebarkan hoaks tentang sesuatu menjadi berpikir ulang dan membuat orang lain, menjadi memiliki tambahan informasi baru tentang seseorang atau sesuatu, yang pada akhirnya mampu merubah prasangka,” tutup Devie Rahmawati, yang juga menjabat sebagai Kaprodi Vokasi Humas UI.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!