Depok-Sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi, empat mahasiswa program studi (prodi) Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim MADH Creative menciptakan gim (game) bernama “Lodaya Conquest”. Gim ini merupakan sebuah inovasi yang mentransformasi media konvensional, seperti buku cerita, animasi, dan seni tari menjadi interaksi pengalaman baru dalam balutan permainan digital yang menarik.
Permainan tersebut berpusat pada kajian cerita rakyat Reog Ponorogo, sebagai upaya berkelanjutan untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengajarkan pemain tentang budaya Nusantara. Melalui konsep visual 2D pixel dan ilustrasi, pemain diajak untuk menjelajahi Lodaya Universe dan berpetualang sebagai Klono Sewandono untuk mendalami cerita yang kaya dan menyelesaikan tantangan di setiap langkah perjalanannya.
(Foto: Tangkapan layar gim Lodaya Conquest)
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengatakan bahwa transformasi digital yang terjadi saat ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa menjadi wadah bagi mereka untuk berkarya secara positif. Melalui prodi Produksi Media, Vokasi UI terus berupaya menciptakan lulusan yang berdaya saing di bidang industri kreatif, seperti gim, komik, film, e-sports, musik, media fashion, human computer interaction, dan lainnya.
“Vokasi UI selalu mendukung mahasiswanya menjadi agent of change terdepan untuk menciptakan inovasi karya yang menarik dan berdampak positif kepada masyarakat luas. Produk gim yang dibuat mahasiswa Produksi Media diharapkan dapat terus berkembang dan dilirik oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Pengembangan kurikulum bersama industri terus dilakukan agar kebutuhan masyarakat sesuai dengan pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa,” ujar Padang.
Berkat inovasi tersebut, Tim MADH Creative yang terdiri atas Fikri Hasan, Dani Bintang Aprilyanto, Bella Maedevia, dan Rifqi Raditya Dewangga ini, berhasil meraih Juara 2 pada kompetisi Olimpide Vokasi Indonesia (OLIVIA) IX 2024 untuk kategori Digital and Creative Technology (GiveTech). OLIVIA merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) yang tahun ini penyelenggaraannya diadakan di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kali ini, OLIVIA mengangkat tema “Inspiring the future through empowering innovative human resources and digital-based entrepreneurship’’, yang menjadi wadah kreativitas sekaligus kompetisi bagi seluruh mahasiswa vokasi di Indonesia. Untuk itu, Tim MADH Creative membawakan gim buatan mereka berjudul “Lodaya Conquest: Transformasi Cerita Reog Ponorogo Melalui Media Gim 2D sebagai Upaya Pelestarian Budaya Lokal”.
Bersaing dengan lebih dari 3.200 peserta, Fikri dan tim berhasil melaju menjadi finalis 300 besar bersama mahasiswa vokasi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi yang berlangsung pada 18-19 Juli 2024 tersebut menghadirkan 72 perguruan tinggi dari 16 provinsi di Indonesia.
(Foto: Tim MADH Creative saat menerima penghargaan pada Kompetisi Olimpiade Vokasi Indonesia IX 2024)
Fikri mengatakan bahwa proses kompetisi yang diikutinya bersama tim terdiri atas pembuatan proposal gim, screen record terkait gameplay, serta source code pemrograman di balik permainan. Kemudian, seluruh file yang dikumpulkan memasuki tahap penilaian oleh juri. Setelah lolos tahap tersebut, MADH Creative berhasil menjadi satu dari tujuh tim finalis pada kategori Digital & Creative Technology. Dengan berbalut busana perpaduan antara reog ponorogo dan almamater UI, Fikri dan tim berhasil mempresentasikan gim Lodaya Conquest dengan hasil yang memuaskan.
“Untuk pengembangan selanjutnya, kami berharap gim ini dapat dimainkan melalui platform mobile, sehingga pemain dapat memainkan permainan di ponselnya masing-masing. Selain itu, terdapat pula gim yang sedang kami kembangkan, yaitu gim yang akan digunakan di dalam rangkaian acara pengabdian masyarakat di Desa Cibuluh mendatang. Lebih dari itu, gim ini juga akan menjadi produk akhir dari pembuatan skripsi terapan kami ketika semester delapan,” kata Fikri.