Depok-Gen Z atau generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 tumbuh di dunia dengan teknologi yang kian cepat, mudah, tetapi juga banyak rintangan. Bahkan, acapkali mereka dipandang sebelah mata oleh generasi sebelumnya karena dianggap kurang berpengalaman secara sosial, tidak peduli dengan isu global, komunikasi yang buruk, hingga memiliki mental yang lemah. Di balik semua itu, justru generasi ini melahirkan banyak inovasi yang relevan dengan modernitas. Bahkan, survei ZenBusiness 2023 menyatakan bahwa 93% Gen Z mulai banyak mengeksplorasi kepemilikan bisnis, dengan 84% di antaranya memilih jalur kewirausahaan sebagai pilihan karier yang menarik dibandingkan pilihan karier lainnya.
Stigma negatif terhadap Gen Z tersebut juga berhasil didobrak oleh dua mahasiswa program studi (prodi) Bisnis Kreatif, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Annas Taufiqurahman Fatah dan Firdausi Del Izzat Gazera, yang berhasil melahirkan produk bisnis bertajuk Tens Coffee. Inovasi bisnis tersebut meraih kesuksesan saat salah satu produk bernama “Es Krim Karambol” viral di media sosial beberapa waktu lalu. Es krim yang memadupadankan rasa vanila dan manisnya saus karamel tersebut menyita perhatian banyak orang. Nama “Es Krim Karambol” diambil dari salah satu konten kolaborasi bersama seorang Key Opinion Leader (KOL) saat mencoba me-review es krim dengan topping crumble. Tetapi, KOL tersebut dengan menyebut nama karambol karena tidak tahu cara penyebutan yang benar. Hingga kini, produk tersebut telah ditonton dan dibagikan jutaan pengguna di media sosial.
(Foto: Es krim karambol, salah satu produk Tens Coffee yang viral di media sosial)
Tens Coffee yang didirikan sejak 2022 tersebut berkomitmen untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik yang melampaui harapan konsumen dengan harga yang tetap terjangkau. Tens Coffee berharap agar setiap pengalaman pelanggan membawa rasa puas yang diibaratkan sebagai ulasan tens out of ten. Annas, yang menjabat sebagai Chief Marketing Officer (CMO) Tens Coffee, mengungkapkan bahwa target pasar produk mereka adalah mahasiswa Vokasi UI. Tetapi, viralnya Es Krim Karambol tersebut menjadi titik balik dan memberikan momentum besar bagi Tens Coffee membuka peluang untuk menjangkau segmen yang lebih luas, mulai dari milenial hingga siswa SMA yang sering datang dan menikmati produk tersebut.
Annas mengatakan, “Kami terdorong untuk berwirausaha sekaligus mengimplementasikan dan merepresentasikan kami sebagai mahasiswa Bisnis Kreatif yang tidak hanya belajar melalui teori, tetapi juga bisa terjun langsung dengan membuka usaha. Momentum ini menjadi pengingat bahwa inovasi yang tulus dan berkualitas mampu menarik perhatian lintas generasi, menjadikan Tens Coffee lebih dari sekadar tempat, yaitu juga pengalaman yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Keberhasilan ini menguatkan komitmen kami untuk terus menghadirkan produk yang relevan dan memberikan nilai lebih bagi setiap pelanggan.”
Sebagai mahasiswa, baik Annas mapun Firdausi, mendapatkan banyak ilmu bisnis di dunia perkuliahan yang dapat diimplementasikan pada bisnis mereka. Annas membagikan teknik pemasaran yang dilakukan Tens Coffee dalam bisnis mereka, yaitu mengintegrasikan teknik 4P Marketing Mix ke dalam operasional harian untuk menjaga komitmen dan kualitas brand. Mulai dari product (produk) yang memenuhi ekspektasi pelanggan dari rasa, kualitas dan inovasi; price (harga) yang terjangkau dan sejalan dengan target pasar utama, yaitu mahasiswa; place (lokasi) yang dipilih dan dirancang agar terintegrasi dengan aktivitas mahasiswa; serta promotion (promosi) yang organik melalui konten kreatif dan dinamis di platform digital agar menjaga relevansi dengan target pasar, sekaligus meningkatkan awareness masyarakat.
Keberhasilan Tens Coffee tidak berhenti sampai di situ saja. Selain mendapatkan penghargaan Best Tenant UMKM di Makara Market 2023 dengan omzet terbesar, usaha yang pertama kali dibuka di Kantin Vokasi UI tersebut kini merambah dan membuka cabang baru, yaitu di area Margonda, Depok. “Bagi banyak pengusaha muda, ketakutan akan kegagalan sering kali menjadi penghambat terbesar yang membuat perencanaan terasa berat dan sulit untuk diwujudkan. Tetapi bagi kami, pengambilan keputusan adalah salah satu modal utama untuk melangkah maju, serta keberanian untuk mengambil risiko menjadi bagian penting dari perjalanan kami. Kami selalu percaya bahwa setiap risiko harus diukur dengan matang. Setiap keputusan yang kami ambil didasarkan pada analisis yang jelas, termasuk pembukaan cabang baru di Margonda. Langkah ini bukan hanya tentang ekspansi, melainkan juga strategi untuk mendekatkan Tens Coffee kepada mahasiswa UI dan komunitas di sekitar Margonda, yang kami nilai memiliki potensi besar sebagai target pasar,” tambah Annas.
(Foto: Toko Tens Coffee di Margonda Raya, Depok)
Kendati demikian, perjalanan bisnis tidak selalu mulus dan banyak diwarnai berbagai tantangan, khususnya bagi mereka yang harus menyeimbangkan peran sebagai mahasiswa dan pengusaha. Manajemen waktu menjadi kunci utama bagi Annas dan Firdausi agar dapat menjalankan keduanya secara maksimal. Sebagai mahasiswa Vokasi UI, keduanya mengandalkan determinasi yang tinggi dan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan berbagai situasi. Berbagai tantangan tersebut mengajarkan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh suatu hal yang sudah diketahui, tetapi juga tentang cara merespons setiap kesulitan dengan semangat untuk tumbuh dan bergerak maju.
Annas menjelaskan bahwa cara membagi waktu antara kuliah, berwirausaha, dan kegiatan organisasi adalah tantangan besar yang membutuhkan disiplin dan komitmen yang tinggi. Annas mengatakan, “Pengalaman saya sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa selama dua tahun menjadi pondasi yang sangat penting. Peran tersebut melatih saya untuk berpikir sistematis, bertindak cepat, dan memimpin dengan ketangguhan dan keterampilan yang kini saya terapkan sebagai CMO Tens Coffee. Saya juga mendapatkan kesempatan besar sebagai awardee Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Entrepreneur di Curtin University, Australia. Program ini membuka wawasan saya tentang ekosistem bisnis global, sekaligus memberikan eksposur yang lebih luas untuk membawa Tens Coffee menuju level internasional. Prinsip sederhana yang saya bangun adalah fokus pada suatu hal yang jelas dan manajemen waktu yang baik, karena setiap tantangan bisa diubah menjadi peluang untuk terus bertumbuh.”
Ke depannya, kedua mahasiswa Vokasi UI tersebut akan terus berinovasi untuk menjaga agar Tens Coffee selalu relevan dan menjadi pilihan utama #temantens (sebutan bagi konsumen Tens Coffee). Setiap produk yang dihadirkan bukan hanya sekadar menu baru, tetapi sebuah inovasi yang dirancang untuk memberikan pengalaman berbeda bagi setiap pelanggan. Beberapa strategi pemasaran pernah dilakukan, mulai dari promo payday, promo ditolak SNBT, hingga turun harga bagi yang belum mencoba produk terbaru. “Kami berharap dapat menjadikan Tens Coffee sebagai top of mind brand yang terjangkau dan selalu menjadi pilihan utama bagi pasar Jabodetabek. Kami berencana untuk membuka sebanyak 100 cabang dalam waktu lima tahun, dengan fokus pada kualitas dan pengalaman pelanggan yang konsisten di setiap cabang,” tutup Annas.
Tens Coffee buka setiap Senin-Sabtu di Kantin Vokasi UI, Depok pukul 08:00-17:00 WIB dan Margonda, Depok pukul 08:00-22:00 WIB. Selengkapnya dapat dicek melalui kanal media sosial Instagram dan TikTok @tenscoffeeid.