Depok-Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, biasanya terjadi pada masa pertumbuhan awal, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Kondisi tersebut paling mudah dikenali dengan kategori tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar pertumbuhan anak sehat di usia tertentu. Salah satu penyebab stunting adalah gangguan penyerapan nutrisi sehingga anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan. Stunting memiliki dampak yang bisa menjadi sangat berbahaya dan berkelanjutan, baik secara individu maupun bagi masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Riza Pahlawi, Str.Ftr., M.Kes., salah satu dosen program studi (prodi) Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta beberapa waktu lalu. Bersama dengan dosen dan mahasiswa prodi Fisioterapi, Riza memberikan bantuan berupa pemeriksaan fisioterapi dengan pendekatan “Play Exercise” pada anak. Pendekatan tersebut berupa pengaturan aktivitas bermain pada anak yang akan meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh anak, sehingga penyerapan nutrisi yang penting bagi pertumubuhan akan lebih optimal.

(Foto: Sesi tanya jawab antara tim pengabdi dengan masyarakat Pulau Panggang)

Play exercise dan aktivitas fisik memungkinkan untuk mengevaluasi berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesejahteraan fisik, termasuk pola makan, tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, stres, lingkungan fisik, dan genetika. Berdasarkan perhitungan semua faktor tersebut secara bersamaan, kita dapat mengidentifikasi penyebab yang menjadi dasar masalah kesehatan fisik dan merancang strategi yang sesuai untuk memperbaikinya,” papar Riza.

Salah satu warga Kelurahan Pulau Panggang, Mulyati, menyatakan bahwa kegiatan pengmas tersebut memberikan informasi baru baginya. “Acara ini sangat berkesan dan memberikan dampak positif bagi warga sekitar, khususnya ibu hamil seperti saya dan juga anak-anak. Semoga kegiatan ini juga memberikan kesadaran kepada warga sekitar agar anak-anak terhindar dari stunting,” kata Mulyati.

(Foto: Aktivitas fisik bersama anak-anak Pulau Panggang saat kegiatan pengmas berlangsung)

Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Deni Danial Kesa, Ph.D, mengatakan bahwa kegiatan pengmas merupakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang memberikan dampak positif kepada masyarakat. “Kami terus mendorong agar sivitas akademika Vokasi UI mengedepankan aktivitas yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Salah satu kegiatan pengmas yang dilakukan Kelurahan Panggang tersebut merupakan upaya untuk mencapai TPB ke-2, yaitu menghikangkan kelaparan dan segaal bentuk malnutrisi, serta mencapai ketahanan pangan. Semoga adanya kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menekan angka stunting di Indonesia,” tutup Deni.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!