Depok-Esports terus mengalami perkembangan pesat di Indonesia sejak diresmikan sebagai salah satu cabang olahraga oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Dengan masuknya esports ke ajang besar seperti PON XXI 2024, daya tariknya semakin meluas, terutama di kalangan anak muda. Esports kini tidak hanya dipandang sebagai hiburan, tetapi juga sebagai peluang karier yang menjanjikan.
Melihat potensi besar ini, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) melalui program studi (prodi) Produksi Media, berkolaborasi dengan EVOS Esports mengadakan talkshow bertema “Esports dan Industri di Sekitarnya”. Acara ini merupakan bagian dari Etopia 2024, sebuah rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Produksi Media (HIMPRODIA) UI, dan berlangsung pada Kamis (12/09) di Auditorium Vokasi UI.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, menekankan pentingnya mengarahkan passion dalam bermain game ke jalur yang lebih positif dan produktif. “Banyak mahasiswa yang suka bermain game di Universitas Indonesia. Mudah-mudahan teman-teman yang memiliki passion tersebut bisa mengembangkannya ke arah yang lebih positif, bahkan menjadi salah satu profesi yang menjanjikan di masa depan,” ujar Padang.
(Foto: Aufa mengenalkan industri esports, khususnya di EVOS Esports)
Kegiatan ini bertujuan membuka wawasan mahasiswa tentang potensi besar esports, yang kini diakui bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai bidang profesi dan akademis yang serius. Talkshow tersebut menghadirkan praktisi esports, akademisi, hingga pemain profesional (pro player) yang berbagi pengalaman dan wawasan tentang perkembangan esports serta dampak positifnya bagi masyarakat.
Salah satu pembicara, Aufa Bassam, Performance Lead dari EVOS Esports, menjelaskan bahwa keberhasilan di dunia esports membutuhkan keselarasan visi dan misi antara pemain dan tim pelatih. “Tim yang sukses adalah tim yang selalu berada dalam satu suara dan satu keluarga, baik ketika menang maupun kalah,” ungkap Aufa. Selain skill bermain, ia juga menekankan pentingnya keterampilan seperti storytelling, pengambilan keputusan, dan komunikasi yang baik dalam membangun karier di industri ini.
Aufa turut menggarisbawahi pertumbuhan esports di Indonesia sejak pandemi 2020. Menurutnya, industri ini semakin stabil berkat dukungan sosial yang kuat antarpemain. “Industri ini semakin sustain, terutama dengan adanya social network yang kuat di antara para pemain,” katanya.
Dari sisi pemain, Regi Marviola alias Fluffy, pro player dari EVOS, berbagi kisah tentang tantangan dan tekanan untuk selalu menjadi yang terbaik. “Menjaga mood dan semangat bermain sangat penting. Salah satu caranya adalah mencari hiburan di luar game untuk menyegarkan pikiran,” ujar Fluffy, sembari menekankan pentingnya visi dan misi yang sejalan dengan tim.
(Foto: Sesi ‘mabar’ [main bareng] audiens dengan pro player EVOS Esports)
Prodi Produksi Media Vokasi UI melihat fenomena ini sebagai peluang besar. Langkah inovatif pun diambil dengan memasukkan esports sebagai salah satu peminatan dalam kurikulumnya. Keputusan ini bertujuan mengembangkan ilmu baru di bidang esports dan membuka peluang karier yang lebih luas bagi mahasiswa. Kurikulum yang ditawarkan bersifat dinamis dan selalu diperbarui sesuai kebutuhan industri, sehingga mahasiswa siap bersaing di pasar kerja yang kompetitif.
Kolaborasi dengan EVOS Esports memungkinkan mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dari para profesional di industri. Dengan berkembangnya kurikulum esports di Vokasi UI, peluang karier di berbagai bidang seperti manajemen pemain, pengelolaan turnamen, shoutcasting, dan manajemen produksi akan semakin terbuka lebar.