Depok-Sejak dinyatakan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar pada 2018, Desa Kenderan yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, terus mengembangkan potensi desa tersebut, salah satunya di bidang pariwisata melalui atraksi alam, budaya, dan buatan –seperti jalur trekking dan jalur cycling. Berkat pengembangan tersebut, Desa Kenderan termasuk dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (2021) yang dinobatkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, pada 2021.
Melihat potensi yang dimiliki Desa Kenderan, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) melalui pengembangan Greening Smart Tourism Village by Leveraging Circular Economy pada Senin (27/06). Kegiatan yang didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI ini dilaksanakan oleh beberapa dosen Vokasi UI lintas disiplin ilmu, yaitu Hadining Kusumastuti, S.Sos., M.Ak, CA, CMA, CRMP; Dr. Diaz Pranita, M.M.; dan Mila Viendyasari, S.Sos., M.Si.
Green and Smart Tourism yang akan dikembangkan di Desa Kenderan merupakan konsep yang digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis digital pada lingkup pariwisata. Dalam konteks yang lebih luas dan holistik, green tourism menjadi salah satu konsep yang digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan ekonomi sirkular (circular economy). Ia berfokus pada cara entitas bisnis menerapkan prinsip produksi berkelanjutan dalam rantai nilai pariwisata secara keseluruhan guna menciptakan pengalaman wisata bersama wisatawan (co-creation of experience), dan terintegrasi dalam suatu sistem pariwisata yang mendukung kelestarian lingkungan.
(Foto: Hadining Kusumastuti, S.Sos., M.Ak, CA, CMA, CRMP bersama Ngakan Gde Rama Putra (Kabid. Sumber Daya pariwisata, Dinas Pariwisata Kab. Gianyar)
Konsep circular economy yang akan diadopsi Desa Kenderan, diharapkan menjadi keunikan tersendiri dibandingkan desa wisata lainnya. Hal ini disesuaikan dengan salah satu permasalahan yang dihadapi warga Desa Kenderan, yaitu sampah –sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah hasil industri kerajinan kayu, sampah plastik, maupun sampah sisa kegiatan upacara agama atau adat.
“Konsep circular economy yang diadopsi berupa desain model industri dengan prinsip zero waste dan menggunakan pendekatan 5R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Repair. Dalam hal ini, masyarakat Desa Kenderan diberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah melalui pemisahan sampah plastik dan sampah organik. Di samping itu, sampah organik juga dapat diolah menjadi pupuk kompos dengan memanfaatkan lubang biopori,” ujar Hadining selaku ketua tim pengabdi.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, memberikan dukungannya terhadap kegiatan pengmas tersebut. “Selain melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan pengmas yang berkelanjutan menjadi suatu hal yang dapat dilakukan para dosen untuk memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Penerapan konsep circular economy menjadi pilihan yang sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia saat ini, khususnya bagi Desa Kenderan, Bali,” ujarnya.
(Foto: Pertunjukan Gamelan (Ngayah Megambel) di Pura Griya Sakti Manuaba sebagai bagian dari rangkaian Upacara Piodalan yang diadakan setiap 210 hari sekali)
Kegiatan edukasi tersebut dihadiri sejumlah pemangku kepentingan (stakeholder) setempat, yaitu Dinas Koperasi, Dinas Pariwisata Daerah, Dinas Penanaman Modal Daerah, Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Kepala Desa Kenderan, Perwakilan Camat Gianyar, dan Ketua Komunitas Clean Up Tegallalang. Pengmas ini juga terintegrasi dengan penelitian “Greening Smart Tourism Village by Leveraging Living Culture Festival and Circular Economy in Desa Kenderan – Bali”.
Untuk memastikan bahwa program circular economy ini dapat berjalan dengan baik, diperlukan keterlibatan Pura di Desa Kenderan, sebagai centre of magnitude. Pura sebagai Green Eco Temple diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. “Pura yang bersifat sakral dan erat dengan adat, memainkan peranan besar dalam memberikan teladan kepada masyarakat untuk penerapan circular economy di Desa Kenderan,” kata I Wayan Dumya selaku Ketua POKDARWIS Desa Kenderan.