Depok-Program studi (prodi) Hubungan Masyarakat (Humas) Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan kuliah dosen tamu bertajuk “Marcom for Non-Profit Organization” pada Jumat (2/12/2022) lalu. Hadir sebagai pembicara, Suci Nuzulina Qadarsih, General Manager Marketing Communication Dompet Dhuafa, memberikan pengetahuan mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di era digital saat ini. Kuliah dosen tamu tersebut dipandu Melisa Sandrianti, M.Psi.T, selaku dosen mata kuliah Komunikasi Pemasaran Terpadu di prodi Humas.

Dompet Dhuafa merupakan lembaga yang melakukan kegiatan filantropis bagi umat muslim dengan memberdayakan kaum dhuafa. “Bagaimana strategi perusahaan atau lembaga untuk meraih target pasar melalui berbagai jenis medium di berbagai saluran,” ujar Suci dalam pemaparannya.

(Foto: Suci menjelaskan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dompet Dhuafa)

Terdapat tiga kunci penting strategi komunikasi pemasaran Dompet Dhuafa, yaitu konten, amplifikasi, dan kolaborasi. Konten dalam strategi komunikasi yang dilakukan juga sangat bervariasi, mulai dari video pendek berdurasi 15-60 detik seperti video TikTok, Instagram Reels, serta video berdurasi panjang dan pendek di saluran YouTube. Konten yang diproduksi juga dapat berisi liputan mengenai kolaborasi dengan para key opinion leader (KOL) dan komunitas pada ajang kreatif yang diselenggarakan sebuah organisasi. Kemudian, proses amplifikasi dengan melihat performa saluran pemasaran yang akan digunakan, seperti iklan media sosial dan media luar ruang (banner, videotron, billboard), serta platform media lainnya, seperti portal berita, televisi, dan radio.

“Dalam pembuatan konten juga dibutuhkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti keunggulan produk atau unique selling point (USP); menentukan momentum; serta membuat perencanaan jadwal dan isi konten yang akan dibuat. Sebagai contoh, keunggulan dan ciri khas konten Amil Zakat dari Dompet Dhuafa adalah konten yang menceritakan kisah yang humanis dan menyentuh,” ujar Suci menambahkan.

Selanjutnya, kolaborasi yang dilakukan dengan komunitas atau KOL agar menciptakan awareness secara nontransaksional. Kolaborasi yang dibangun harus memiliki nilai-nilai yang sama dan sesuai dengan organisasi yang dijalankan.

(Foto: Sesi tanya jawab dengan mahasiswa)

Terakhir, amplifikasi, yaitu cara memilih saluran yang tepat agar pesan dapat tersampaikan kepada audiens yang dituju. Kita dapat memanfaatkan iklan berbayar digital dari mesin pencarian, media sosial, dan media luar ruang. “Pada praktiknya, media luar ruang menjangkau audiens yang lebih luas daripada iklan digital. Tetapi, iklan digital ini dapat menyasar target audiens dengan tepat. Optimalisasi SEO juga membuat Dompet Dhuafa muncul berada di posisi atas pada hasil pencarian. Amplifikasi ini juga berperan penting dalam membuat laporan tahunan mengenai pencapaian dan manfaat dari kegiatan dan program yang telah dijalankan,” kata Suci.

Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat, Mareta Maulidiyanti, S.Sos., M.M., menuturkan bahwa strategi komunikasi pemasaran perlu dipelajari bagi mahasiswa. “Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan LSM dapat menjadi salah satu media pembelajaran bagi mahasiswa untuk menjangkau audiens seluas mungkin agar target yang diharapkan sebuah organisasi dapat tercapai dengan baik,” ujar Mareta.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!