Depok-Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan dan kesetaraan gender, Ikatan Wanita Keluarga (IWK) Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menggelar Workshop Ecoprint bekerja sama dengan Dengdaunan, sebuah brand lokal dari Bogor yang mengusung konsep industri kreatif berbasis alam. Kegiatan ini diikuti oleh empat puluh peserta perempuan dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Vokasi UI.
Workshop yang digelar di Ruang Intraco Vokasi UI ini memperkenalkan teknik ecoprint—proses pewarnaan kain yang memanfaatkan daun, bunga, batang, dan ranting sebagai media cetak tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Selain ramah lingkungan, teknik ini juga sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan kreativitas individual. Teknik pewarnaan ecoprint dikembangkan pertama kali tahun 2000-an oleh seorang seniman tekstil asal Amerika, India Flint. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang isu keberlanjutan lingkungan, teknik pewarnaan ecoprint dirasa selaras untuk diimplementasikan sebagai bentuk dukungan pada isu tersebut.
(Foto: Ketua IWK Vokasi UI, Dewi Anggraeni Padang, saat memberikan sambutan pada kegiatan workshop)
Ketua IWK Vokasi UI, Dewi Anggraeni Padang, mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan sebagai pelatihan keterampilan, melainkan juga menjadi bagian dari kontribusi aktif Vokasi UI terhadap Sustainable Development Goals (SDGs). “Workshop ini memiliki banyak manfaat bagi perempuan, sekaligus mendukung aspek lingkungan. Ecoprint adalah alternatif produksi tekstil yang tidak mencemari air, tanah, maupun udara. Kegiatan ini juga sejalan dengan semangat UI GreenMetric dan komitmen UI terhadap pembangunan berkelanjutan,” ujar Dewi.
Teknik ecoprint yang diperkenalkan dalam workshop ini merepresentasikan secara langsung sejumlah target dalam SDGs, seperti kesetaraan gender (SDGs 5), yaitu memberdayakan perempuan dengan keterampilan baru yang dapat dikembangkan menjadi sumber ekonomi kreatif. Kemudian, penggunaan bahan-bahan alami dan proses produksi yang minim limbah, ecoprint memperkuat konsumsi dan produksi berkelanjutan (SDGs 12). Selain itu, melalui penggunaan bahan alami dan menghindari penggunaan zat kimia sintetis yang berpotensi mencemari lingkungan dan mempercepat kerusakan ekosistem, teknik tersebut berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim (SDGs 13).
(Foto: Proses teknik ecoprint pada selendang yang dilakukan IWK Vokasi UI)
Melalui keterlibatan langsung instruktur dari tim Dengdaunan, peserta diajak mengikuti setiap tahapan pembuatan ecoprint. Mulai dari penempelan daun ke kain, proses pengukusan, oksidasi, hingga proses pembilasan dan pengeringan alami. Semua tahapan mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan efisiensi energi.
(Foto: Suasana kegiatan workshop ecoprint bersama IWK Vokasi UI)
Tri Andini Arifah, salah satu tenaga kependidikan Vokasi UI yang mengikuti workshop tersebut, mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan banyak wawasan baru baginya. “Saya mempelajari bahwa setiap tumbuhan yang digunakan untuk teknik ecoprint ini menciptakan warna yang berbeda-beda. Tentu, teknik ecoprint ini dapat saya terapkan di rumah dan bisa menjadi salah satu wadah untuk berwirausaha,” ungkap Andin. Vokasi UI, melalui kegiatan ini menegaskan kembali peran aktifnya sebagai institusi pendidikan yang tak hanya mencetak lulusan siap kerja, tetapi juga agen perubahan sosial yang mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan secara nyata.