Depok-Kesehatan mental dan isu perundungan menjadi dua tantangan utama yang perlu ditangani serius, tak terkecuali di lingkungan pendidikan tinggi. Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kasus perundungan terus meningkat, mencapai 573 kasus pada 2024. Bentuknya mencakup perundungan fisik, psikis, sosial, hingga siber. Menyikapi hal tersebut, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) membahas secara mendalam pentingnya deteksi dini masalah psikologis dan strategi pencegahan perundungan di kampus. Pelatihan yang diselenggarakan pada Selasa (15/07/2025) di Auditorium Vokasi UI ini menghadirkan Ika Malika, M.Psi., Psikolog, dari Klinik Satelit Makara UI, yang memaparkan materi terkait ciri sehat mental, cara mengelola stres, hingga pendekatan efektif untuk mendampingi korban perundungan. Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan Jiwa, individu dikatakan sehat mental apabila mampu mengenali potensi diri, mengatasi tekanan, bekerja secara produktif, dan memberi kontribusi bagi komunitasnya.

Pada sesi pelatihan tersebut, para peserta diajak memahami bahwa kesehatan mental bersifat kontinu dan setiap individu dapat berada di zona berbeda dari waktu ke waktu, serta krisis hingga thriving dan excelling. “Idealnya, setiap individu di lingkungan kampus dapat mengenali kondisi psikologisnya sendiri dan tahu kapan harus meminta bantuan. Kita juga perlu membangun budaya kampus yang peduli terhadap kesejahteraan mental, bukan hanya fokus pada pencapaian akademik,” ungkap Ika. Lebih lanjut, Ika juga mengatakan bahwa perundungan bukan hanya menyakiti korban secara fisik atau verbal, melainkan juga merusak rasa aman dan harga diri seseorang. Lingkungan pendidikan harus menjadi tempat yang aman dan suportif bagi setiap sivitas.

(Foto: Sesi latihan dengan peserta untuk mengukur tingkat stres mereka)

Pelatihan yang ditujukan kepada para mahasiswa ini juga membekali mereka dengan keterampilan praktis, termasuk teknik dukungan psikologis awal (Look, Listen, dan Link), serta strategi coping untuk mengelola stres. Mereka juga dilatih untuk membedakan jenis stres, seperti eustress (stres positif yang memotivasi dan meningkatkan kinerja ) dan distress (stres negatif yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan mental), serta mengenali batas kendali diri dalam situasi penuh tekanan.

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Vokasi UI dalam membangun lingkungan belajar yang sehat secara psikologis. “Pelatihan ini menjadi langkah strategis Vokasi UI dalam mendukung kesehatan mental yang positif bagi seluruh sivitas akademika. Kami berkomitmen untuk terus mendorong kesadaran, literasi, dan sistem dukungan yang memadai agar sivitas akademika merasa aman dan didengar,” kata Padang.

(Foto: Ika menjelaskan ciri-ciri sehat mental yang dimiliki seseorang)

Melalui pelatihan ini, Vokasi UI menegaskan komitmennya dalam menciptakan ekosistem kampus yang aman, sehat secara mental, dan bebas dari perundungan. Layanan konseling kampus juga tersedia untuk mendukung mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang membutuhkan bantuan psikologis.

Untuk informasi lebih lanjut, layanan konseling dapat diakses melalui bit.ly/layanankonselingUI, Instagram @kliniksatelitui, atau melalui WhatsApp di 0852-1000-1514.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!