Depok-Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan workshop creative thinking bertajuk “Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah dengan Berpikir Kritis dan Analitis” pada Selasa (12/08/2025) di Ruang Intraco Vokasi UI. Kegiatan ini diikuti oleh 39 sivitas akademika yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan, sebagai bagian dari upaya memperkuat budaya kerja yang sejalan dengan komitmen Zona Integritas di lingkungan Vokasi UI.
Workshop ini menghadirkan Roy Avianto, ST, CT, instruktur sertifikasi kompetensi BNSP yang berpengalaman di bidang pengembangan keterampilan critical thinking dan analytical thinking. Materi yang disampaikan mencakup kedua keterampilan tersebut dalam pengambilan keputusan berbasis bukti, menghindari bias kognitif, serta penerapan metode pemecahan masalah seperti 5 Why’s, Fishbone Diagram, analisis SWOT, dan Pareto Analysis. Roy memaparkan data dari World Economic Forum 2023 bahwa keterampilan berpikir kritis dan analitis termasuk dalam sepuluh besar kemampuan yang paling dibutuhkan di pasar kerja global hingga 2030. Bahkan, tim yang menggunakan pendekatan berpikir analitis dapat meningkatkan produktivitas hingga 30% berdasarkan penelitian Harvard Business Review.
(Foto: Roy mengawali workshop dengan mengajak para peserta menjelaskan arti berpikir analitis dan kritis)
“Berpikir kritis dan analitis bukan sekadar teori, melainkan juga sebuah keterampilan yang harus diasah terus-menerus. Melalui kemampuan ini, kita bisa menghindari bias, mengambil keputusan berbasis data, dan menciptakan solusi yang benar-benar efektif. Di lingkungan kerja seperti Vokasi UI, keterampilan ini akan memperkuat integritas dan kualitas layanan para sivitas akademika,” ujar Roy.
Roy menekankan bahwa kemampuan berpikir kritis dan analitis sangat krusial di era digital untuk menghindari kesalahan logika, meningkatkan produktivitas, dan mendorong inovasi. Para peserta diajak untuk berlatih mengidentifikasi akar masalah, menguji asumsi, mempertimbangkan sudut pandang alternatif, hingga membangun argumen yang logis dan terstruktur.
(Foto: Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Deni Danial Kesa, M.B.A., Ph.D, saat memberikan sambutan)
Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Deni Danial Kesa, M.B.A., Ph.D, dalam sambutannya, menyatakan, “Workshop ini bukan hanya memperkuat kompetensi individu, tetapi juga mendukung budaya kerja yang transparan, akuntabel, dan berorientasi hasil, sebagaimana nilai yang diusung dalam Zona Integritas Vokasi UI. Keterampilan berpikir kritis dan analitis akan membantu seluruh sivitas akademika dalam memberikan pelayanan terbaik dan mengambil keputusan yang tepat.”
Salah satu peserta, Nursidik, tenaga kependidikan dari Departemen Kesehatan Terapan, mengaku memperoleh manfaat nyata dari kegiatan ini. “Pelatihan ini membuat kami lebih paham cara memecahkan masalah secara terstruktur dan logis. Materi yang diberikan sangat praktis dan relevan untuk pekerjaan sehari-hari, sehingga bisa langsung kami terapkan di unit kami,” kata Sidik.
Kegiatan ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas), khususnya pada target peningkatan keterampilan teknis dan profesional bagi dosen dan tenaga kependidikan. Melalui workshop ini, Vokasi UI memberikan kesempatan belajar yang berkelanjutan, memastikan seluruh sivitas memiliki kompetensi berpikir kritis dan analitis untuk menghadapi tantangan di dunia kerja maupun dalam pelayanan publik.