Depok-Dokumenter merupakan salah satu genre film yang mendokumentasikan berbagai fakta atau fenomena yang terjadi pada sebuah kehidupan. Biasanya film dokumenter bukan menciptakan peristiwa, melainkan merekamnya secara apa adanya. Sebut saja beberapa film dokumenter Indonesia, seperti Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso (2023), Pulau Plastik : Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan (2021), Kemarin (2020), Sexy Killers (2019), dan lainnya.

Program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), yang memiliki salah satu fokus pada bidang perfilman turut memberikan pengajaran terkait film dokumenter. Dony P. Herwanto, Produser TV Tempo, hadir memberikan kuliah sebagai dosen tamu tentang pembuatan film dokumenter pada Kamis (13/02/2025) lalu. Menurutnya, dokumenter bukan hanya tentang merekam kenyataan, tetapi juga tentang cara seseorang memahami dan mewakili kenyataan tersebut.

(Foto: Pemberian sertifikat pembicara oleh Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Penny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M.)

Dony menyampaikan bahwa proses produksi sebuah film dokumenter dimulai dari praproduksi, produksi, pascaproduksi, hingga distribusi. Pada tahap praproduksi, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti premis atau ide, riset, tim dan peralatan, serta jalan cerita. Premis atau ide merangkum tema utama dan konflik utama dalam satu atau dua kalimat. Unsur penting yang perlu ada dalam sebuah premis adalah karakter utama, konflik, serta tujuan atau hasil yang ingin dicapai dari cerita tersebut. “Premis ini akan diperkuat melalui riset literatur dan riset lapangan. Setelah itu, pengembangan cerita dari ide awal hingga menjadi struktur naratif yang kuat dan menarik. Proses ini tidak hanya berfokus pada pengumpulan informasi, tetapi juga cara menyusun elemen cerita agar membentuk narasi yang jelas, emosional, dan bermakna bagi penonton,” papar Dony.

Selanjutnya, pada tahap produksi, Dony menjelaskan proses pengambilan gambar, audio, music scoring, serta manajemen data. Kemudian, pada tahap pascaproduksi akan dilakukan transkrip wawancara, penulisan naskah, editing offline, dan editing online. Dony turut memberikan contoh naskah yang berisi keseluruhan informasi terkait audio, visual, key visual, dan grafis yang akan ditampilkan pada film dokumenter.

(Foto: Foto bersama usai kuliah dosen tamu berakhir)

Selain itu, Dony juga memberikan contoh film dokumenter dengan format drama 3 babak. Pada babak 1 terdapat pengenalan rutinitas dan karakter, kemudian babak 2 menceritakan cara karakter menyelesaikan masalah, hingga babak 3 menggambarkan penyelesaian masalah. Dony mengatakan, “Drama 3 babak dengan 8 sekuen akan memudahkan pembuat film menyampaikan pesan dalam film dokumenter tersebut secara tepat. Penonton juga akan merasakan sensasi yang menarik dari alur cerita film dokumenter dengan permainan emosi naik-turun yang disajikan.”

Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Penny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengungkapkan bahwa pembelajaran mengenai film dokumenter perlu dipahami mahasiswa yang nantinya akan menjadi sineas Indonesia. “Pembuatan film dokumenter memiliki tingkat kompleksitas yang sama dengan genre film lainnya. Saya berharap para mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diberikan Pak Dony ke dalam sebuah film dokumenter yang akan mereka ciptakan di masa mendatang,” tutup Penny.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!