Depok-Universitas Indonesia, melalui program studi (prodi) Produksi Media di Program Pendidikan Vokasi, meluncurkan sebuah studio mainan blok bangunan serbaguna (bricks), yang bernama TOBO Studio, sebagai wadah untuk mengembangkan inovasi mahasiswa dalam merancang, memproduksi, dan mengembangkan desain mainan berbasis kreativitas serta ilmu pengetahuan.

Sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan pendidikan vokasional yang adaptif terhadap kebutuhan industri, TOBO Studio dibentuk untuk memberikan ruang luas bagi mahasiswa UI untuk mengeksplorasi desain mainan dan bricks secara profesional.

Ketua Program Studi Produksi Media, Ngurah Rangga Wiwesa, M.I.Kom., menjelaskan mainan dan bricks merupakan salah satu industri yang potensial dan bermanfaat untuk pengembangan kreativitas mahasiswa. Menurut dia, konsentrasi itu bisa menjadi sarana eksplorasi bagi mahasiswa untuk mendesain karakter, storytelling, atau gamifikasi.

“Kami berupaya untuk memberikan pembelajaran melalui pendekatan edutainment. Di samping itu, kami juga ingin mahasiswa untuk mengembangkan produk mereka menjadi produk komersial melalui inkubator bisnis atau kompetisi kewirausahaan,” ungkap Rangga.

(Foto: Proses pengerjaan mainan di TOBO Studio)

Melalui berbagai dukungan fasilitas lengkap serta bimbingan langsung dari dosen-dosen yang memiliki pengalaman di industri, TOBO Studio hadir sebagai bagian dari konsentrasi studi di Prodi Produksi Media. TOBO Studio juga telah berkolaborasi dengan sejumlah mitra industri, seperti Mattel Indonesia, perusahaan yang menciptakan mainan ternama, seperti Barbie, Hot Wheels, Thomas & Friends, dan lainnya. Selain itu, TOBO Studio juga berkolaborasi dengan EMCO sebagai salah satu mitra untuk program magang mahasiswa.

Di era industri kreatif yang semakin berkembang pesat, desain mainan menjadi salah satu bidang yang menjanjikan dalam menjawab kebutuhan pasar, edukasi, dan hiburan. Berdasarkan data Asosiasi Industri Mainan Indonesia (AIMI) pada tahun 2022, nilai pasar mainan fisik mencapai Rp10 triliun. Angka tersebut menjadi salah satu indikator bahwa industri mainan di Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar dan terus berkembang.

(Foto: Kunjungan benchmarking yang dilakukan mahasiswa prodi Produksi Media ke Hot Wheels)

Tingginya permintaan konsumen terhadap produk mainan, baik dari segi jumlah maupun variasi, menunjukkan peran penting sektor tersebut dalam perekonomian nasional, termasuk kontribusinya terhadap lapangan kerja, investasi, dan ekspor. Artinya, terbuka peluang yang luas bagi pelaku industri mainan untuk berinovasi dan bersaing di pasar domestik maupun internasional.

TOBO Studio saat ini digerakkan oleh tim mahasiswa, yang terdiri atas Farrand Farrell, Archiello Putra Irawan, Anastacia Carolyn Daendells, dan Nabila Salim Sungkar. Farrand berperan sebagai project manager sekaligus toy designer, sementara Archiello, Anastacia, dan Nabila berkontribusi sebagai toy designer.

“Dorongan terbesar kami untuk bergabung dalam TOBO Studio berasal dari kegemaran bermain dengan mainan sejak kecil. Saat berkuliah di Produksi Media, kami merasa mendapatkan wadah yang tepat untuk mengembangkan ketertarikan ini secara akademis dan profesional,” kata Anastacia.

Ketertarikan tersebut kemudian berkembang menjadi inisiatif untuk memperdalam dunia toys and bricks di kampus melalui TOBO Studio sebagai ruang eksperimen untuk mendalami aspek-aspek produksi mainan, mulai dari desain, psikologi anak, hingga kemasan produk.

(Foto: Tim mahasiswa yang tergabung dalam TOBO Studio)

Sejak didirikan, TOBO Studio telah melahirkan sejumlah karya inovatif. Salah satunya adalah pembuatan figure bricks 15 jurusan yang ada di Vokasi UI. Selain itu, ada pula proyek terbaru berupa blind box figure kucing-kucing ikonik di lingkungan Vokasi UI yang dikembangkan melalui kolaborasi dengan VCoop Mart. Proyek tersebut menjadi salah satu pengalaman paling berkesan bagi tim TOBO Studio karena menggali karakter lokal yang akrab dengan kehidupan kampus.

“Awalnya, kami ditantang untuk menciptakan produk mainan yang merepresentasikan Vokasi UI. Karena banyak kucing yang menjadi bagian dari keseharian di sini, kami pun terinspirasi membuat figurine dari kucing-kucing tersebut,” jelas Farrand.

Melalui kegiatan di TOBO Studio, para mahasiswa belajar berbagai keterampilan baru, mulai dari 2D dan 3D modelling, desain kemasan, manajemen proyek, hingga mengembangkan ide menjadi produk nyata. Semua itu menjadi bekal berharga dalam memahami dunia industri secara langsung. Mereka pun mengaku peran dosen dalam membimbing dan memberikan arahan sangat besar dalam menunjang aktivitas di TOBO Studio.

“TOBO sangat mendukung proses pembelajaran kami, terutama dalam hal berpikir kreatif. Di sini kami diajak untuk memahami konsep, tujuan, dan dampak dari produk yang kami ciptakan,” tambah Anastacia.

Dengan terlibat aktif di TOBO Studio, mahasiswa prodi Produksi Media menjadi terbuka wawasannya terhadap potensi karier di industri mainan, yang selama ini jarang dieksplorasi secara mendalam di pendidikan tinggi. Mereka berharap TOBO Studio dapat terus berkembang, baik dari sisi fasilitas, jejaring industri, maupun partisipasi mahasiswa dari berbagai bidang.

TOBO Studio membuktikan bahwa dunia mainan bisa menjadi medan inovasi yang menuntut kreativitas, ketekunan, dan kolaborasi lintas ilmu. Melalui kehadiran TOBO Studio, Vokasi UI memberikan ruang nyata bagi mahasiswa untuk berkarya sekaligus membangun fondasi karier di sektor industri kreatif yang menjanjikan.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!