Depok-Program studi (prodi) Manajemen Rekod dan Arsip, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan Seminar Nasional Kearsipan MRA UI 2025 di Auditorium Vokasi UI pada Rabu (18/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan para pakar kearsipan nasional dan internasional untuk membahas tantangan dan strategi transformasi arsip digital, serta pemanfaatannya dalam memperkuat memori korporat di Indonesia.
Wakil Direktur Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum, Priyanto, S.S., M.Hum., dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran arsip dalam menghadapi tantangan digital saat ini. “Transformasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Arsip memiliki peran vital dalam menjaga memori institusi sekaligus memastikan akuntabilitas. Melalui seminar yang diselenggarakan secara berkala setiap tahun ini, kami berharap para peserta dapat memahami perspektif baru dan strategi praktis untuk memperkuat tata kelola kearsipan di era digital,” ujarnya.
(Foto: Sesi keynote speech yang disampaikan oleh Prof. Sue McKemmish)
Selanjutnya, pemaparan keynote disampaikan oleh Prof. Sue McKemmish, pakar kearsipan dari Monash University yang juga merupakan anggota Records Continuum Research Group (RCRG). Prof. McKemmish menjelaskan bahwa Records Continuum Model (RCM) sebagai kerangka yang memandang arsip dalam empat dimensi, yaitu create, capture, organize, dan pluralise, dengan proses yang berlangsung secara berkelanjutan, tidak terbatas pada tahap linear seperti model daur hidup arsip tradisional. “Peran arsip sebagai jejak identitas, bukti tindakan, memori institusi, dan memori kolektif sangatlah penting. Tak hanya itu, konsep archival multiverse yang menekankan keberagaman praktik dan budaya memori banyak diimplementasikan di era saat ini,” ungkapnya.
Di sektor kesehatan, Dr. Tedy Hidayat, Ketua Umum Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI), yang turut hadir sebagai narasumber, memaparkan pengelolaan rekam medis melalui pendekatan kearsipan berkelanjutan. Tedy menyoroti prinsip autentisitas, reliabilitas, integritas, dan keterpakaian sebagai fondasi dalam pemenuhan standar mutu rekam medis.
Tedy menuturkan, “Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) saat ini menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari keamanan data, retensi minimal 25 tahun, ketidaklengkapan data, keterbatasan SDM, dan minimnya digitalisasi fasilitas kesehatan.” Tedy juga turut menyinggung masa depan pengelolaan arsip kesehatan melalui penerapan AI klinis, interoperabilitas sistem, dan automasi retensi arsip.
(Foto: Suasana kegiatan Seminar Nasional Kearsipan MRA UI 2025)
Narasumber lainnya, Dr. Rudiarto Sumarwono, Direktur Utama PT Reformasi Birokrasi Indonesia, mengangkat pentingnya pembangunan memori korporat sebagai aset strategis organisasi modern. Rudiarto menjelaskan peran arsip dinamis, arsip statis, sistem informasi kearsipan, dan manajemen pengetahuan dalam memastikan kesinambungan kebijakan dan penguatan identitas institusi. “Tantangan seperti fragmentasi data, lemahnya budaya dokumentasi, dan risiko kehilangan data digital sangat penting untuk dibahas. Tak hanya itu, diskusi bersama mengenai peningkatan literasi arsip dan penguatan tata kelola informasi organisasi pun perlu kita bangun,” ujarnya.
Rangkaian acara seminar tersebut ditutup dengan sesi awarding untuk kompetisi yang diselenggarakan sebagai bagian dari acara Seminar Nasional Kearsipan MRA UI 2025. Dua mata lomba yang dikompetisikan, yaitu esai dan infografis. Kompetisi tersebut telah berlangsung sejak Oktober hingga November 2025 dan diikuti lebih dari 80 peserta dari berbagai perguruan tinggi Indonesia.




