Depok-Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Himpunan Mahasiswa Vokasi Humas UI (HM VOKHUM UI) menggelar rangkaian kegiatan Batik Of The Day pada Kamis (03/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk merayakan, melestarikan, dan memperkenalkan kekayaan budaya batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Tak hanya itu, acara tersebut mengajak generasi muda untuk mengenal ragam motif dan filosofi batik, serta mendukung industri dan pengrajin batik lokal.
Kegiatan Batik Of The Day telah menjadi agenda tahunan dan memasuki tahun keempat di 2024 dengan mengusung tema “Berbicara Dengan Batik”. Melalui tagline “Merangkul Digitalisasi, Menyambung Tradisi”, acara tersebut turut diramaikan dengan kompetisi Batik Of The Day melalui unggahan foto di Instagram, talkshow, workshop, dan fashion show.
Rangkaian kegiatan dibuka dengan talkshow oleh Monique Hardjoko, pendiri Rasa Wastra Indonesia. Monique membahas pentingnya pelestarian batik sebagai salah satu karya seni tradisional yang sarat makna. “Batik bukan hanya sebuah kain, melainkan juga sebuah proses yang bercerita tentang perjalanan Indonesia,” ujar Monique.
(Foto: Monique menjelaskan cara menggunakan kain batik agar menjadi pakaian yang fashionable)
Monique juga menjelaskan berbagai teknik pembuatan batik, mulai dari canting tulis, celup ikat atau jumputan, cap, colet, hingga pendulum. Monique menegaskan bahwa batik yang asli adalah batik yang dibuat dengan tangan, bukan oleh mesin. Selain itu, Monique juga memperkenalkan ragam jenis batik, seperti batik pedalaman, batik pesisir, batik kontemporer, dan batik Indonesia secara umum, serta menjelaskan perbedaan di antara motif-motif tersebut.
Tak hanya itu, Monique membahas juga tentang berbatik di era globalisasi. Menurutnya, modernisasi memberi pengaruh positif dan negatif bagi batik di Indonesia. “Pengaruh positifnya adalah batik yang semakin dikenal masyarakat luas termasuk internasional. Sedangkan pengaruh negatifnya, batik dapat tergerus zaman karena dianggap kurang modern. Padahal, batik bisa mengikuti perkembangan zaman asal ciri khas dan tradisinya tidak terbawa. Belakangan ini, banyak muncul komunitas wastra di kalangan anak muda, salah satunya seperti Rasa Wastra Indonesia,” ungkap Monique.
(Foto: Salah satu mahasiswa diperagakan menggunakan batik dengan berbagai model)
Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat, Mareta Maulidiyanti, S.Sos., M.M., mengatakan bahwa gelaran Batik Of The Day merupakan salah satu implementasi pembelajaran di kelas dalam bentuk penyelenggaraan sebuah acara. Mareta mengatakan, “Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa belajar untuk melakukan riset, perencanaan sebuah acara, hingga berbagai evaluasi selama penyelenggaraan acara. Di samping itu, event ini juga menjadi sebuah bentuk dukungan generasi muda untuk melestarikan kebudayaan Indonesia yang begitu kaya, salah satunya adalah batik.”
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi workshop. Monique memperagakan cara mengenakan kain batik dengan berbagai model yang unik dan menarik. Beberapa mahasiswa ditunjuk sebagai model untuk mempraktikkan cara pemakaian batik di hadapan para peserta workshop. Sesi selanjutnya sekaligus menjadi sesi penutup adalah fashion show. Beberapa mahasiswa yang berperan sebagai model menunjukkan penampilan berbatik mereka, mulai dari penampilan yang cukup minimalis, hingga penampilan berbatik yang cukup nyentrik. Sesi ini berhasil menunjukkan bahwa banyak cara unik menggunakan batik. Selain itu, batik dapat menjadi pelengkap untuk dipadukan dengan penampilan modern dan kekinian.