Depok-Putus sekolah menjadi fenomena yang masih banyak terjadi di Indonesia. Walaupun angka anak putus sekolah cenderung menurun selama enam tahun terakhir, laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyatakan bahwa terdapat 75.303 anak yang putus sekolah pada 2021. Angka tersebut masih cukup tinggi, khususnya di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
(Foto: Suasana kegiatan belajar mengajar di Rumah Cita-cita)
Untuk itu, diperlukan langkah konkret dari seluruh lapisan masyarakat agar angka putus sekolah dapat diminimalisasi. Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyelenggarakan program Rumah Cita-cita sebagai suatu program kerja dari Departemen Sosial dan Lingkungan yang berfokus pada pengajaran di bidang akademik dan nonakademik. Program Rumah Cita-cita diselenggarakan di Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara dengan menggandeng Remaja Kali Adem (REMKA) untuk mengajak anak-anak belajar dan mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan jenjangnya. Sebagian besar warga Kali Adem, Muara Angke bermukim di bantaran kali yang merupakan wilayah ilegal, sehingga menyebabkan area tersebut berkali-kali digusur pemerintah. Tingginya tingkat kemiskinan di sana menyebabkan anak-anak di setiap keluarga banyak yang putus sekolah.
Program Rumah Cita-cita diikuti oleh lebih dari 80 siswa tingkat TK, SD, dan SMP. “Melihat tingginya angka anak putus sekolah yang menyebabkan rendahnya pendidikan di Indonesia membuat BEM Vokasi UI berupaya untuk mengerahkan bantuan berupa pemberian pendidikan kepada anak-anak tersebut guna memenuhi hak pendidikan yang mereka butuhkan,” ungkap Alyssa Amanda Putri, Project Officer Rumah Cita-cita Vokasi UI.
(Foto: Suasana kegiatan belajar mengajar di Rumah Cita-cita)
Program pembelajaran yang diberikan berfokus pada bidang akademik, seperti mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Inggris, serta bidang nonakademik, yaitu kelas profesi, kreativitas, dan kewirausahaan. Alyssa menambahkan, “Kami berharap agar program ini dapat bermanfaat bagi anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Program ini juga telah kami selenggarakan sejak tahun lalu dan akan menjadi program tahunan ke depannya.”
Bantuan yang diberikan BEM Vokasi UI bukan hanya program pembelajaran, melainkan juga donasi dari masyarakat berupa barang-barang yang berguna bagi kelangsungan kegiatan belajar mengajar di rumah belajar yang didirikan REMKA tersebut. Setelah tahun lalu membangun perpustakaan, kali ini BEM Vokasi UI juga memberikan bantuan berupa fasilitas tambahan, seperti tikar, kipas angin, serta paranet untuk memberikan kenyamanan di rumah belajar.
(Foto: Suasana kegiatan belajar mengajar di Rumah Cita-cita)
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BEM Vokasi UI tersebut. Padang mengatakan, “Saya mengapresiasi program yang dicanangkan oleh BEM Vokasi UI untuk membantu lingkungan, khususnya di bidang pendidikan. BEM Vokasi UI hadir sebagai organisasi mahasiswa yang berdampak positif bagi masyarakat.”