Depok-Penyampaian pesan oleh sebuah perusahaan atau jenama (brand), seringkali mendapatkan berbagai respon dari masyarakat, baik dalam pemasaran produk komersil, maupun nonkomersil. Melalui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan sebuah jenama, akan tercipta awareness dari masyarakat pada eksistensi produk dari jenama tersebut.
Memahami pentingnya strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan brand awareness, program studi Produksi Media Vokasi UI menginisiasi kuliah dosen tamu bertajuk “Sharing on Strategic Integrated Marketing Communication” pada Senin, (30/05/2022). Nadia Andayani, M.A., Strategic Director Phantom Indonesia, hadir sebagai narasumber untuk mengupas tuntas seputar Integrated Marketing Communication (IMC) dengan dipandu Margareta Manalu, M.Si., dosen program studi Produksi Media Vokasi UI, selaku moderator.
(Foto: Nadia menjelaskan strategi IMC yang dilakukan Phantom Indonesia)
Nadia membagikan pengalamannya dalam menggunakan strategi IMC di Phantom Indonesia. “Kami menggunakan framework dalam perencanaan IMC melalui beberapa tahap, yaitu 1) situation analysis; 2) objectives; 3) strategy; 4) tactics; 5) actions; dan 6) control. Untuk memasarkan suatu produk, tahapan-tahapan tersebut sebaiknya dilakukan agar penyampaian pesan kepada masyarakat tepat dan sesuai,” jelas Nadia dalam paparannya.
Pada tahap situation analysis, perlu adanya tiga hal yang dianalisis, yaitu analisis makro (berbagai faktor yang relevan dan tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan, seperti ekonomi, sosial, tren pasar, dll.); analisis mikro (faktor yang relevan dan dapat dipengaruhi oleh perusahaan, seperti analisis kompetitor, customer insights, dll.), serta analisis internal (misalnya, produk, performa saat ini, sumber daya dan kapabilitas internal, dll.). Ketiganya dirangkum dalam bentuk analisis SWOT dan akan menciptakan analisis situasi yang sesuai dengan kebutuhan jenama tersebut.
(Foto: Nadia memberikan contoh kampanye yang dilakukan di Phantom Indonesia)
Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, “Tahap selanjutnya adalah objectives, yaitu tahap dimana kita harus menetapkan target dan objektivitas sebuah jenama secara bulanan/triwulan/tahunan. Konsep Objectives and Key Results (OKR) atau Key Performance Indicator (KPI) dapat dilakukan untuk mengukur dan menghasilkan pemasaran yang tepat berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan. Setelahnya, melalui tahap strategy, kita perlu mengonsepkan strategi apa yang sesuai dan cocok dilakukan agar pemasaran produk dapat efektif, seperti message strategy, segmentasi, target, positioning, IMC tools yang digunakan, creative strategy, sampai dengan media strategy yang dilakukan.”
Pada tahap tactics, eksekusi kreatif, jadwal dan penentuan media yang digunakan, anggaran, serta linimasa proyek harus dilakukan bersama-sama agar tujuan dari pemasaran dapat tercapai dengan baik. Setelah melalui tahap tersebut, actions atau proyek tersebut dapat dijalankan sesuai perencanaan. Pada proses ini, dapat terjadi berbagai macam perubahan yang dinamis. Keterlibatan pihak ketiga juga dapat dilakukan agensi untuk membantu jalannya proyek tersebut. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang baik antara agensi dengan perusahaan atau jenama.
(Foto: Nadia menjelaskan tahapan dalam strategi IMC)
“Selain itu, kami juga melakukan kontrol terhadap pemasaran. Kontrol ini meliputi pre-test (survei, FGD, wawancara, dll.), monitoring terhadap KPI, OKR, web analytics, social media listening, dan lainnya, serta post-test (user experience review, perubahan sudut pandang target, dll.),” ungkap Nadia menambahkan.
Terakhir, Nadia juga menjelaskan tentang pentingnya peran IMC saat ini. “Peran IMC sangat penting dalam pemasaran. Banyaknya informasi dari berbagai media, baik media sosial, media massa, dan lainnya, perlu melalui pendekatan IMC agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Kemudian, dalam setiap kegiatan IMC, perlu ditopang dengan analisis data dan analisis situasi yang kuat agar hasilnya efektif dan objektif. Terakhir, kegiatan IMC harus logis dan konsisten dari awal sampai akhir, serta menjawab permasalahan produk yang dialami oleh perusahaan atau jenama yang ingin dikomunikasikan,” papar Nadia menutup presentasinya.