Depok-Indonesian International Mobility Awards for Vocational Students (IISMAVO, saat ini dikenal dengan Indonesian International Mobility Awards for Vocational Path) merupakan salah satu program yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pada 2022, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) turut berpartisipasi memberikan kesempatan kepada 26 mahasiswa untuk menjalankan studi di berbagai kampus top dunia melalui program tersebut.
Mahasiswa program studi Akuntansi, Vokasi UI, Ramiza Nawalanang Ardjanggi—atau kerap disapa Nawal—merupakan salah satu awardee IISMAVO 2022 yang berhasil lolos seleksi untuk menempuh pendidikan di IU International University of Applied Sciences, Jerman. Nawal merupakan satu-satunya awardee Vokasi UI yang mendapatkan kesempatan belajar di Jerman. “Belajar di luar negeri merupakan salah satu mimpi saya sejak kecil. Hal tersebut disebabkan karena saya yakin banyak hal yang bisa dipelajari dari negara lain, sehingga membuat saya menjadi lebih berkembang dan menambah wawasan baru. Adanya program IISMAVO memberikan kesempatan kepada saya untuk mewujudkan mimpi tersebut,” ungkap Nawal.
(Foto: Suasana perkuliahan di IU International University of Applied Sciences)
Berbagai tahapan dilalui Nawal selama proses seleksi program IISMAVO 2022. Ia mengatakan bahwa persiapan yang matang merupakan suatu hal yang penting sebelum mendaftar program tersebut. Setelah berhasil menghadapi seleksi administrasi, Nawal mengikuti wawancara sebagai bagian dari tahap selanjutnya. Nawal menuturkan, “Agar berhasil melewati seleksi wawancara, saya melakukan banyak latihan dan memperdalam esai yang sebelumnya saya ajukan. Hal tersebut saya pelajari dari alumni IISMA sarjana pada tahun sebelumnya.”
Selanjutnya, Nawal mengikuti rangkaian tes wawasan kebangsaan (kebinekaan), yang merupakan tahap terakhir sebelum pengumuman. Ia pun berhasil melewati serangkaian tahap seleksi IISMAVO dan menjalankan program tersebut selama lebih kurang empat bulan. Berbagai kegiatan diikutinya, baik secara akademik seperti berkuliah dan company visit, maupun yang nonakademik seperti acara Indonesia Night, serta menjelajah berbagai kota dan negara lain di Eropa. Indonesia Night, atau biasa dikenal dengan Indonesia Night ‘Astana Indonesia: Dwipa of Southeast Asia’, merupakan acara pengenalan budaya Indonesia ke seluruh mahasiswa internasional di kampus IU. Kegiatan tersebut mengenalkan baju adat, makanan khas, tarian, lagu wajib nasional, bahkan flashmob bersama mahasiswa internasional lainnya. Respons yang diterima pun sangat positif dan membuat para tamu menjadi lebih mengenal, serta tertarik dengan budaya Indonesia.
(Foto: Acara Indonesia Night yang diselenggarakan di IU International University of Applied Sciences)
Nawal dapat menyesuaikan diri ketika belajar di Jerman. Menurutnya, kendala yang sempat dialaminya, seperti bahasa Jerman yang kurang ia kuasai, dapat diatasi melalui aplikasi penerjemah bahasa, serta lingkungan yang membantunya dengan baik dalam berkomunikasi. Salah satu pengalaman berkesan yang dialami Nawal adalah program company visit ke dua perusahaan yang berbasis di Dusseldorf, Jerman, yakni Henkel—perusahaan pionir Jerman dalam bidang perawatan tubuh serta perawatan binatu—dan Techbros.io—perusahaan rintisan teknologi Jerman besutan orang Indonesia, yang bergerak di bidang teknologi digital. “Saat di Henkel, saya diperkenalkan mulai dari sejarahnya hingga strategi yang dibangun dalam melayani pelanggan. Sedangkan di Techbros.io, saya mendapatkan inspirasi dari orang Indonesia yang berjuang membangun sebuah perusahaan di Jerman,” ungkap Nawal.
(Foto: Industry visit yang dilakukan mahasiswa ke Henkel)
Selain sistem pendidikan di Jerman yang sangat baik, banyak hal positif lainnya yang dapat diterima Nawal. Ia mengatakan, “Ketaatan pada aturan merupakan suatu hal kecil, tetapi memiliki dampak besar yang dapat diikuti oleh Indonesia. Misalnya, keteraturan berlalu lintas dan pemilahan sampah yang baik. Kedua hal tersebut membuat saya kagum saat di Jerman. Saya yakin, sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadi negara yang lebih baik dan maju akan membantu Indonesia agar dapat mengikuti jejak negara tersebut.”
Nawal memberikan sejumlah tips kepada mahasiswa yang ingin mengikuti program tersebut, di antaranya adalah persiapan dokumen secara lengkap dan teliti. Selain itu, pentingnya kondisi mental yang baik akan mempermudah proses dalam menjalani berbagai seleksi. Kemudian, mengatur tingkat ekspektasi yang rendah agar tetap menjaga kestabilan emosi saat hasil seleksi diumumkan. Terakhir, perbanyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu dipermudah setiap proses yang dijalani.