Depok-Program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan kuliah dosen tamu bertajuk “Go Big or Go Home” dengan menghadirkan Ekki Prayogo, Account Director SABIKREASI, yang juga merupakan alumni prodi Penyiaran Multimedia, pada Rabu (19/03/2025). Kuliah dosen tamu ini terintegrasi dengan mata kuliah Produksi Konten Video Kreatif. Ekki mengawali kariernya di industri media sebagai tim pemasaran, hingga kreatif dan produksi. Ekki memperluas pengalamannya dan beralih ke industri advertising hingga saat ini di SABIKREASI.
Ekki mengatakan bahwa dalam menyusun sebuah konten kreatif diperlukan sebuah ide yang kuat. Dirinya memberikan salah satu contoh proyek kolaborasi yang dijalankannya bersama Angga Dwimas Sasongko untuk salah satu jenama minyak wangi. Mereka membangun personal branding yang mudah diterima audiens guna memperkenalkan produk terbaru jenama tersebut. Melalui berbagai proses diskusi dan analisis pasar yang mendalam, mereka memutuskan untuk melakukan promosi dalam bentuk serial web pendek yang dibintangi Chicco Jerikho dan Arifin Putra. “Promosi dalam bentuk foto saja tidak akan cukup untuk menciptakan kesan yang mendalam. Melalui serial web, pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah diterima audiens dan memiliki daya tarik yang lebih kuat,” ungkap Ekki.
(Foto: Ekki memberikan sejumlah contoh konten video yang menarik)
Selanjutnya, Ekki menjelaskan bahwa branding bukan hanya berfokus pada penggunaan produk, melainkan juga cara menciptakan sebuah cerita yang dapat menggali emosi audiens. Dalam menyusun strategi branding, terdapat dua pendekatan utama, yaitu soft selling dan hard selling. Storytelling yang kuat menjadi kunci dalam membangun hubungan dengan pelanggan. Selain itu, dalam sebuah karya diperlukan pengembangan karakter yang tepat agar mudah disesuaikan dengan branding produk. Hal ini memungkinkan audiens semakin terhubung dengan karakter dan memahami nilai yang ingin disampaikan oleh jenama.
Seiring perkembangan dunia digital, pemasaran juga dapat dilakukan melalui live streaming. Pada 2020, industri mengalami perubahan besar akibat pandemi Covid-19, yang memaksa banyak perusahaan untuk mengurangi anggaran dan beralih ke strategi in-house. Menurutnya, strategi live streaming menjadi salah satu langkah yang tepat dalam sebuah pemasaran. Seiring berjalannya waktu, ditemukan bahwa audiensi lebih tertarik pada strategi giveaway dan voucher. Sehingga, strategi pemasaran melalui live streaming harus mengakomodasi kebutuhan pengguna dengan menawarkan insentif yang menarik.
(Foto: Foto bersama mahasiswa usai kuliah dosen tamu berakhir)
Lebih lanjut, Ekki mengungkapkan bahwa analisis kompetitor merupakan sebuah langkah penting yang perlu dilakukan sebelum membuat strategi pemasaran. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konten live streaming, yaitu 1) brief yang jelas dan terstruktur; 2) kualitas konten dan pesan yang kuat; 3) pemilihan produk yang menarik dan kompetitif; 4) kreativitas dalam penyajian konten; serta 5) pembuatan alur konten yang terstruktur agar tidak membosankan. Ekki mengatakan, “Dengan melihat pendekatan kompetitor, tim kreatif dapat mengembangkan ide baru yang lebih inovatif. Guna membangun brand awareness, konten live streaming harus berbeda dari pesaing.”
Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Penny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengatakan bahwa kuliah dosen tamu kali ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa terkait kreativitas yang dapat dibangun dalam dunia pemasaran. “Melalui pengalaman dan ilmu yang dibagikan Mas Ekki, mahasiswa mendapatkan banyak insight baru. Kuliah dosen tamu kali ini juga menunjukkan bahwa kreativitas dalam branding tidak hanya terbatas pada media tradisional, tetapi juga dapat berkembang ke dunia digital, terutama dalam dunia live streaming yang semakin berkembang pesat. Dengan mempelajari branding pada live streaming, mahasiswa dapat memahami dunia pemasaran pada lingkup media digital dan hal ini juga dipelajari dalam mata kuliah Produksi Konten Video Kreatif,” tutup Penny.