Depok-Program studi (prodi) Administrasi Asuransi dan Aktuaria, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menggelar kuliah umum dengan tema “Pengembangan Potensi pada Perasuransian di Indonesia”, Senin (28/11/2022) lalu. Kuliah umum tersebut dihadiri tokoh-tokoh penting yang berpengaruh di dunia perasuransian sebagai pembicara utama, yaitu Ketua Dewan Asuransi Indonesia, Tatang Nurhidayat, S.Kel, M.E., AIIS, QRGP; Ketua Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), Dr. Robby Loho, APAI, CIIB, AAI-K, QIP, ICBU, ICPU, CPIE, AMRP, FMII, ANZIIF (Snr. Assoc) CIP; dan Direktur Eksekutif Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Dr. Handayani, S.Si., MM., MHP., HIA., FLMI., AFSI., AAK., AAIJ., AMRP., FSAI. Selain itu, Asep Suwondo, MSc., FSAI., AAIJ., Direktur Statistik dan Informasi IKNB dari Otoritas Jasa Keuangan, turut menyampaikan keynote speech dalam kuliah umum tersebut.

Asep menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 berpengaruh terhadap perkembangan bisnis. Hal tersebut berdampak pada semua sektor industri, termasuk industri asuransi. Potensi industri asuransi Indonesia diperkuat dengan adanya insurable technology. “Adanya sinkronisasi pada maha data (Big Data), SDM, dan teknologi komputer akan menghasilkan peluang bagi perusahaan asuransi untuk melihat potensi bisnis dan inovasi produk yang bertujuan menghasilkan laba. Manfaat Big Data dalam industri asuransi dapat digunakan sebagai pemasaran, countering fraud, investigasi, desain produk, serta analisis customer behavior,” ungkap Asep.

(Foto: Asep memberikan keynote speech dalam kegiatan kuliah umum tersebut)

Dalam paparan yang disampaikan Tatang, ia mengatakan bahwa International Monetary Fund (IMF) dan World Bank memperkirakan kondisi ekonomi pada 2023 mengalami perlambatan. Kondisi tersebut sebenarnya mempunyai dua sisi, yaitu menciptakan tantangan sekaligus peluang pada industri asuransi. Salah satunya adalah daya beli masyarakat akan menurun. Di sisi lain, krisis ekonomi juga dapat mengakibatkan kesadaran akan risiko finansial menjadi tinggi. “Terdapat empat peran utama asuransi bagi masyarakat dan perekonomian, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi; mitigasi risiko finansial; menghasilkan sumber daya keuangan; dan memberikan ketenangan pikiran (peaceful of mind),” ujar Tatang.

(Foto: Tatang menginformasikan empat peran utama asuransi bagi masyarakat dan perekonomian)

Pada kegiatan yang sama, Robby memberikan informasi tentang ekosistem industri perasuransian di Indonesia saat ini. Ia menyampaikan, “Perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi di Indonesia tidak mengalami perubahan yang signifikan selama lima tahun ke belakang. Namun, di waktu yang sama, agen asuransi umum baru yang bersertifikat mengalami penurunan. Per Juni 2022, angka agen asuransi umum baru yang bersertifikat menyentuh setengah dari jumlah tahun sebelumnya.”

(Foto: Robby menyampaikan ekosistem industri perasuransian di Indonesia saat ini)

Robby juga mengajak mahasiswa untuk mengikuti ujian sertifikasi guna menjadi tenaga kerja di industri perasuransian. Hal tersebut disebabkan karena kinerja industri asuransi cukup meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang.

(Foto: Handayani menjelaskan tingginya tingkat kebutuhan SDM asuransi di Indonesia)

Senada dengan yang disampaikan Robby, Handayani mengatakan bahwa industri asuransi memiliki banyak peluang dan prospek kerja yang tidak terbatas pada agen asuransi saja. Untuk menunjang karier di bidang asuransi, terdapat beberapa lembaga yang menyediakan sertifikasi yang terfokus pada profesi masing-masing, diantaranya adalah AAMAI dan PAI. “Salah satu profesi yang ada di dalam industri asuransi adalah aktuaris. Kebutuhan Indonesia akan aktuaris masih terbilang banyak, berdasarkan data jumlah aktuaris terdaftar di Indonesia yang baru mencapai lebih kurang 51 persen dari total kebutuhan. Aktuaris tidak hanya bekerja di industri asuransi, melainkan juga di lembaga keuangan lain atau lembaga pemerintahan, seperti OJK dan Kementerian Keuangan,” tutur Handayani.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!