Depok-Program studi (prodi) Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan kuliah dosen tamu dengan menghadirkan Ida Bagus Gunarthawa—atau kerap disapa Gus Agung—, Co-Founder Samsara Living Museum Bali pada Jumat (07/03/2025). Gus Agung membagikan pengalamannya dalam melakukan strategi pengelolaa destinasi wisata dengan mengangkat studi kasus pengembangan Samsara Living Muesum di Karangasem, Bali.

Museum Samsara merupakan living museum yang terletak di Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem, Bali. Museum Samsara menyediakan ruang yang akan bagi pengunjung untuk menikmati dan merasakan keindahan dan kekayaan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Pengunjung yang datang ke museum akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang berbagai ritual dalam siklus kehidupan masyarakat Bali.

(Foto: Gus Agung menjelaskan tahapan dalam mengembangkan potensi destinasi pariwisata)

Gus Agung mengatakan, “Museum Samsara bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan sebuah prototipe pengembangan potensi berbasis budaya di wilayah dengan berbagai tantangan. Bali sendiri telah lama menjadikan budaya sebagai fondasi pariwisata. Sehingga, kami ingin turis lokal maupun internasional mendapatkan pengalaman menarik melalui museum ini.”

Sejumlah strategi pengelolaan museum tersebut pun telah dilakukan berbasis masyarakat yang berkelanjutan, mulai dari konsolidasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kolaboratif dengan masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensi peluang kerja lokal, serta pembuatan konten menarik di media sosial. “Kami terus berupaya untuk mengembangkan destinasi pariwisata secara berkelanjutan agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, melestarikan budaya dan lingkungan, serta berkolaborasi dengan pihak lain untuk pembangunan berkelanjutan,” tambah Gus Agung.

(Foto: Gus Agung memberikan sejumlah contoh kegiatan yang telah dilakukan Museum Samsara dalam pengembangan destinasi pariwisata)

Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Anisatul Auliya, S.ST.Par., M.Par., mengungkapkan bahwa pembelajaran terkait pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa dan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Mulai dari menjadikan museum sebagai pusat edukasi budaya (SDGs ke-4: Quality Education); mengikutsertakan warga lokal sebagai bagian dari museum dan pelatihan keterampilan kerja berbasis pariwisata (SDGs ke-8: Decent Work and Economic Growth); hingga mendorong keterlibatan perempuan, lansia, dan kelompok rentan dalam kegiatan pariwisata (SDGs ke-10: Reduced Inequalities). “Kami terus berupaya mengajak mahasiswa belajar tentang pemanfaatan destinasi wisata dan cara pengelolaannya bukan hanya untuk mencari profit saja, melainkan juga memanfaatkan berbagai hal agar pariwisata berkelanjutan dapat diimplementasikan dengan baik,” tutup Auliya.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!