Depok-Perkembangan industri pariwisata selalu mengalami perubahan sesuai zaman. Bidang pariwisata juga masih menjadi salah satu ujung tombak devisa negara yang berarti harus selalu mampu beradaptasi dengan permintaan pasar. Adaptasi tersebut, khususnya pada bidang produk budaya, dapat dilakukan dengan melakukan berbagai inovasi yang menuntut daya kreativitas yang tinggi dan disertai pemahaman budaya, sehingga tercipta berbagai produk budaya yang tidak ketinggalan zaman. Guna mendalami pemahaman tersebut dan sebagai bagian dari pelaksanaan metode pembelajaran vokasional yang mengedepankan praktik, program studi (prodi) Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), melakukan kunjungan ke pagelaran Inacraft on October Vol. 3 pada Sabtu (05/10/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Sebanyak 120 mahasiswa, melakukan kunjungan tersebut sebagai salah satu bentuk kolaborasi mata kuliah, yaitu Kreativitas dan Inovasi, Manifestasi Ragam Budaya Indonesia, dan Pengantar Pariwisata. Kunjungan lapangan tersebut bertujuan untuk memperlihatkan secara langsung bentuk perkembangan dunia pariwisata, termasuk kreativitas dan inovasi pada produk budaya yang menjadi inti pagelaran Inacraft on October yang berisi beragam kerajinan sebagai sebuah produk budaya. Inacraft merupakan pameran kerajinan tangan terbesar dan terlengkap se-Asia Tenggara yang menghadirkan beragam kerajinan tangan dan produk industri kreatif lainnya. Inacraft on October Vol. 3 2024 secara khusus mengusung tema “Youthpreneurs, Make It At Market” dengan tagline “Totally Different”.

Kunjungan tersebut didampingi dosen prodi Manajemen Bisnis Pariwisata, Mahadewi, S.Sos., M.M. dan Febrian, M.Si. Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), Dr. Muchsin Ridjan, yang hadir menyambut mahasiswa dan dosen Vokasi UI, menjelaskan bahwa ASEPHI berkomitmen untuk selalu menjembatani transformasi dan alih generasi di dunia kerajinan dengan memberi kesempatan generasi muda yang berkarya di dunia kerajinan dan seni budaya. Terutama bagi pengusaha muda pelaku industri kreatif demi keberlangsungan tradisi dan budaya di industri kerajinan Indonesia.

(Foto: Ketua Umum ASEPHI, Dr. Muchsin Ridjan, saat mengenalkan budaya kerajinan tangan kepada audiens)

Lebih lanjut, Muchamad Ali Jufry, Wakil Ketua Umum ASEPHI Bidang Industri Kreatif, Teknologi Informasi dan Promosi, pada kesempatan yang sama memberikan arahan bahwa pelaku bisnis kreatif dan kerajinan harus mampu menyesuaikan berbagai produk pariwisata Indonesia dengan memanfaatkan ragam budaya Indonesia yang sangat kaya. “Mengenali  budaya dan pengembangan ragam produk budaya adalah daya saing yang harus dimiliki generasi muda dan youthpreneur, khususnya pada bidang pariwisata sebagai bagian dari menjaga tradisi dan budaya Indonesia serta memperkenalkannya pada dunia,” ungkap Ali.

Selain itu, mahasiswa juga melakukan diskusi dengan perwakilan ASEPHI dan Mediatama Event terkait pelaksanaan event sekaligus melihat langsung berbagai bentuk inovasi generasi muda dalam dunia kerajinan dan handicraft yang memanfaatkan kekayaan ragam budaya Indonesia sebagai produk yang menarik minat wisatawan, baik asing maupun domestik.

Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Anisatul Auliya, SST.Par., M.Par., mengatakan bahwa kunjungan ke industri merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran di prodi Manajemen Bisnis Pariwisata dan diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa, khususnya untuk melihat langsung perkembangan industri pariwisata sebagai bagian dari manajemen bisnis pariwisata di Indonesia. “Melalui kunjungan ini, mahasiswa akan terbuka secara luas mengenai keragaman budaya kerajinan dari seluruh Indonesia. Selain itu, pembelajaran mengenai manajemen event juga dapat diadaptasi dari penyelenggaraan acara Inacraft ini,” tutup Auliya.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!