Depok-Wirausaha menjadi suatu tren yang banyak digeluti kaum milenial saat ini. Beragam usaha yang dikelola oleh generasi muda tersebut cukup sering dijumpai, mulai dari bisnis kuliner, pakaian, aksesoris, layanan jasa, hingga lukisan digital. Melihat perkembangan yang pesat tersebut, program studi (prodi) Bisnis Kreatif, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menggelar industrial talk berjudul “How to Start Business in This Era” pada Rabu, (15/06/2022) lalu secara daring. Industrial talk tersebut dihadiri Ifty Andara Setyoesaputri Founder dan CEO Cottonary Indonesia sekaligus lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI 2017 sebagai narasumber. Cottonary Indonesia merupakan salah satu brand lokal di bidang fesyen perempuan yang berdiri sejak 2017.

Ketua Program Studi Bisnis Kreatif, Dr. Fia Fridayanti Adam, M.Si., mengatakan bahwa berbagai teori mengenai bisnis yang telah dipelajari mahasiswa juga dapat diterapkan ketika mereka ingin berwirausaha. “Melalui kegiatan industrial talk tersebut, saya berharap agar para mahasiswa dapat mengambil inspirasi dan ilmu yang diberikan. Selain itu, mereka juga akan terdorong untuk berani mulai membangun bisnis meskipun dari hal yang kecil,” ungkap Fia dalam sambutannya.

Andara–atau yang sering disapa Dara–mengatakan bahwa ketika membangun sebuah usaha, dibutuhkan persiapan yang matang, baik niat maupun modal yang dimiliki. Ia menyampaikan, “Saat seseorang ingin berwirausaha, tentunya hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan ide usaha sesuai dengan modal yang dimiliki. Setelah itu, tentukan target pasar dari usaha yang ingin dibangun.”

Target pasar tiap bisnis tentu berbeda-beda. Seorang wirausahawan perlu memperhatikan aspek tersebut untuk memenuhi keuntungan dari hasil penjualan produk atau jasa yang dimilikinya. Tak kalah penting adalah penentuan harga jual produk dengan tepat karena akan memengaruhi jalannya bisnis yang mulai dirintis.

“Hasil penjualan produk bukan hanya terfokus pada laba, melainkan juga perlu diperhitungkan biaya margin dan pengemasan produk. Sehingga, keuntungan bersih yang diterima dapat dikalkulasikan dan menjadi evaluasi selanjutnya bagi usaha tersebut,” ungkap Dara menjelaskan.

Di samping itu, perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini juga memudahkan wirausahawan untuk menjual produknya. Beberapa platform yang digemari oleh kebanyakan orang, seperti media sosial (Facebook, TikTok, Instagram) dan lokapasar, menjadi pilihan bagi wirausahawan untuk menarik minat konsumen dengan mudah.

(Foto: Sesi tanya jawab antara Dara dengan para audiens)

Pemanfaatan media sosial juga dapat dilakukan untuk memasarkan sebuah produk. Pemasaran digital, misalnya, dapat dilakukan untuk meningkatkan awareness melalui Instagram Ads, Facebook Ads, endorsement, penggunaan Key Opinion Leader (KOL), dan lainnya.

Dara menambahkan, “Penggunaan digital marketing dalam mempromosikan produk cukup efektif. Membangun awareness masyarakat, khususnya target pasar, merupakan awal dari pengenalan brand. Tentunya, masyarakat perlu mengenal brand lebih dulu hingga memiliki ketertarikan dan keinginan membeli produk-produk yang dihasilkan. Prosesnya pun juga memakan waktu cukup lama.”

Kiat lain, tambah Dara, yaitu analisis terhadap kompetitor merupakan suatu hal yang penting dilakukan. Kelebihan dan kekurangan produk yang dihasilkan bisnis sejenis dapat menjadi acuan bagi wirausahawan untuk terus mengembangkan produk yang dimilikinya. Terakhir, produk yang unik dan memiliki emotional value dapat menjadi keunggulan sehingga menarik minat target pasar untuk membeli produk tersebut.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!