Depok-Ikatan Wanita Keluarga (IWK) Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan edukasi kesehatan bertema “Pencegahan Kanker Serviks: Deteksi Dini untuk Hidup Sehat” pada Selasa (07/10/2025) di Ruang Intraco, Vokasi UI. Acara ini diikuti oleh pengurus dan anggota IWK Vokasi UI yang menghadirkan dr. Johan Ricardo, M.Ked (OG), Sp.OG (K), sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, dr. Johan menjelaskan bahwa kanker serviks masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data global, terdapat lebih dari 600 ribu kasus kanker serviks dan 341 ribu kematian per tahun, sementara di Indonesia mencapai 36 ribu kasus dengan lebih dari 21 ribu kematian. “Kanker serviks memiliki penyebab utama, yaitu infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat fase prankanker yang bisa dideteksi dan terapi untuk mencegah perkembangannya,” ungkap dr. Johan.
Lebih lanjut, dr. Johan memaparkan bahwa 97% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18. Virus ini menular melalui kontak kulit ke kulit atau kulit ke mukosa, umumnya saat hubungan seksual. Oleh karena itu, pencegahan primer melalui vaksinasi HPV sangat penting untuk mencegah infeksi virus penyebab kanker serviks. dr. Johan mengatakan, “Vaksin HPV terbukti efektif melindungi perempuan dari infeksi onkogenik penyebab kanker. Vaksin diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun, dan kini bahkan tersedia secara gratis bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Semakin dini vaksinasi dilakukan, semakin besar perlindungannya.”
(Foto: dr. Johan menjelaskan cara pencegahan kanker serviks)
Selain vaksinasi, dr. Johan menekankan pentingnya deteksi dini atau skrining rutin bagi perempuan yang telah aktif secara seksual. Beberapa metode skrining yang umum dilakukan, seperti Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu metode sederhana yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar untuk melihat adanya perubahan pada warna serviks; pap smear, yaitu pemeriksaan sitologi yang mendeteksi sel abnormal pada serviks; dan tes DNA HPV yang mendeteksi keberadaan virus penyebab kanker secara langsung.
“Perempuan yang tidak melakukan skrining memiliki risiko lima kali lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan yang rutin diperiksa. Deteksi dini bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengurangi beban psikologis dan biaya pengobatan jangka panjang,” tambah dr. Johan.
Ketua IWK Vokasi UI, Dewi Anggraeni Padang, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian IWK terhadap kesehatan perempuan, khususnya di lingkungan sivitas akademika Vokasi UI. Dewi mengatakan, “Kami ingin para anggota IWK Vokasi UI lebih sadar bahwa menjaga kesehatan reproduksi bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat sekitar. Melalui pengetahuan ini, kita turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada poin ke-3, yaitu Good Health and Well-Being, demi kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan.”
(Foto: Foto bersama IWK Vokasi UI usai seminar kesehatan)
Kegiatan berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab seputar gejala awal kanker serviks, manfaat vaksinasi, serta cara menjaga kesehatan reproduksi. Salah satu anggota IWK Vokasi UI, Raden Ghina Oktaviani, S.Tr.Ab., mengaku mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini. “Kegiatan ini membuka wawasan saya bahwa kanker serviks dapat dicegah sejak dini. Sebelumnya saya tidak mengetahui pentingnya vaksin HPV dan skrining rutin. Sekarang saya merasa lebih siap menjaga kesehatan diri dan juga mengedukasi perempuan di sekitar,” ungkap Ghina.
Melalui kegiatan ini, IWK Vokasi UI berharap seluruh peserta dapat menjadi agen perubahan untuk penyebaran edukasi kesehatan perempuan di lingkungannya masing-masing. Upaya ini sejalan dengan komitmen UI untuk terus mendorong terciptanya masyarakat sehat, berpengetahuan, dan berdaya sebagai wujud kontribusi terhadap pencapaian SDGs.