Depok-Program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan kuliah dosen tamu dengan menghadirkan Herlangga Janottama, seorang sinematografer sekaligus Founder Rumah Produksi Dari Hati, pada Rabu (12/02/2025). Herlangga mengajak mahasiswa untuk mengupas lebih dalam sinematografi, khususnya dalam pembuatan sebuah film. Mulai dari kebutuhan sinematografi, perannya dalam sebuah produksi, hingga pembuatan diagram dan shot list.
Menurut Herlangga, sinematografi merupakan sebuah seni dan keterampilan mendongeng visual. Sinematografi meliputi pemilihan dan pengaturan pencahayaan, sudut kamera, komposisi, gerakan, dan elemen visual lainnya guna mendukung narasi, emosi, dan tema sebuah cerita. “Dalam sebuah sinematografi, tentu didukung oleh beberapa elemen utama yang sangat penting. Mulai dari pemilihan kru, kamera, desain pencahayaan, hingga lensa yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan sebuah proyek,” ungkap Herlangga.
(Foto: Herlangga menjelaskan peran sinematografi dalam sebuah karya film)
Herlangga menuturkan bahwa sinematografi berfokus pada mengontrol kamera dan pencahayaan. Pada kamera, terdapat beberapa bagian yang dapat dikontrol dan dipertahankan, seperti shutter speed/shutter angle, ISO/GAIN, serta aperture/T-Stops. Sedangkan, pada pencahayaan, bagian yang dapat dikontrol adalah penempatan, intensitas, warna, serta kualitas pencahayaannya.
Selain itu, Herlangga menggambarkan anatomi kamera yang biasa digunakan dalam pembuatan film, seperti top handle, badan kamera, baterai & distribusi daya, bridge plate, dovetail plate, lensa, electronic viewfinder, studio matte box, dan lainnya. Ia juga memberikan beberapa teknik pengambilan gambar, mulai dari two shot, single, hingga over the shoulder. “Teknis seperti ini perlu dipelajari mahasiswa agar mereka dapat mempraktikkannya secara tepat dan sesuai objek yang ingin disorot,” tambah Herlangga.
(Foto: Foto bersama usai kuliah dosen tamu berakhir)
Tak kalah penting, Herlangga memberikan contoh shot list yang perlu dibuat agar memudahkan proses pengambilan gambar. Shot list merupakan daftar dari semua shot yang akan disertakan dalam sebuah film dengan rincian menit agar lebih efisien. Di samping itu, daftar tersebut juga akan membantu kru dalam mempertimbangkan pengambilan gambar berdasarkan lokasi atau setup.
Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Peny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengatakan bahwa kuliah dosen tamu dengan menghadirkan praktisi di industri film akan memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa secara praktis. “Saya yakin mahasiswa akan mendapatkan insight menarik dari sudut pandang orang yang berpengalaman dan terjun langsung di dunia perfilman. Mahasiswa Penyiaran Multimedia perlu memiliki kemampuan sinematografi karena keterampilan ini merupakan elemen kunci dalam produksi konten audiovisual yang efektif, tidak hanya menambah nilai estetika tapi juga penting dalam penyampaian pesan ke audiens. Semoga ilmu yang sudah diterima dapat diimplementasikan saat mereka masuk ke dunia industri nantinya,” tutup Penny.