Depok-Dua mahasiswa Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) merancang krida kebahasaan dan kesastraan bertajuk SIGAP (Siaga Bahasa, Jaga Keselamatan Pelajar) untuk menyosialisasikan pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan sekolah menengah.

Dua mahasiswa itu ialah Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi dari program studi (prodi) Hubungan Masyarakat dan Andi Belva Deany Nafashabila dari prodi Produksi Media. Keduanya meraih gelar Duta Bahasa Terfavorit DKI Jakarta 2025 dalam ajang pemilihan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

(Foto: Suasana malam puncak ajang pemilihan Duta Bahasa DKI Jakarta 2025)

Sirhan menyoroti pentingnya peran Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari maupun profesional.

“Bahasa Indonesia menjadi tahta tertinggi dalam kegiatan berbahasa di negeri ini. Trigatra Bangun Bahasa adalah semboyan yang harus terus kita pegang, yakni utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” ungkap Sirhan.

Sirhan menambahkan bahwa dirinya menargetkan siswa dan siswi sekolah menengah dengan menyelenggarakan simulasi bencana serta edukasi tentang prosedur evakuasi dengan pendekatan kebahasaan.

“Program ini kami akhiri dengan pemasangan rambu keselamatan berbahasa Indonesia di sekolah,” tambahnya.

(Foto: Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi, mahasiswa prodi Hubungan Masyarakat)

Sementara itu, Belva menyatakan gelar yang diraihnya itu merupakan wujud nyata dari berbagai proses panjang yang telah dilalui. Ketertarikannya terhadap pendidikan dan kebahasaan berhasil membawanya hingga meraih gelar tersebut.

“Selama proses perjalanan lebih kurang satu setengah bulan, saya mendapatkan banyak wawasan dan pengalaman baru dari pembimbing maupun teman-teman finalis lainnya,” kata Belva.

(Foto: Andi Belva Deany Nafashabila, mahasiswa prodi Produksi Media)

Ajang pemilihan Duta Bahasa DKI Jakarta 2025 berlangsung sejak 26 April hingga malam puncak pada 6 Juli 2025. Seleksi dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari administrasi, semifinalis, finalis, hingga top 4. Selama masa karantina, para finalis mengikuti berbagai pembekalan, baik secara daring maupun luring, yang mencakup tema kebahasaan, etika, public speaking, penguasaan bahasa asing, penyusunan laporan krida, penampilan talenta, hingga pengembangan kepribadian.

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. turut memberikan apresiasi atas prestasi gemilang yang diraih Sirhan dan Belva.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Vokasi UI tidak hanya unggul dalam keterampilan vokasional, tetapi juga mampu menjadi representasi kebahasaan dan kebudayaan yang unggul di tengah masyarakat. Kami sangat bangga atas pencapaian Sirhan dan Belva yang menunjukkan integrasi antara kompetensi akademik, kepempimpinan, dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia,” ujar Padang.

Ajang Duta Bahasa bukan sekadar kompetisi, melainkan wadah untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga muruah bahasa nasional. Melalui pencapaian ini, mahasiswa Vokasi UI membuktikan mereka siap berkiprah tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam masyarakat melalui kecakapan komunikasi, kepemimpinan, dan kepedulian terhadap isu-isu strategis bangsa. Menutup perjalanan mereka pada ajang tersebut, pelajaran penting yang dapat digarisbawahi ialah bahwa hasil merupakan representasi dari proses. Jangan pernah mengecewakan hasil, karena hal itu merupakan bentuk penghormatan terhadap proses panjang yang sudah dilalui.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!