Depok-Program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan kuliah dosen tamu pada Selasa (18/03/2025) dengan menghadirkan pembicara inspiratif yaitu, Gregorius Anggertimur Lanang Tinarbuko, seorang creative storyteller yang saat ini sedang menempuh perkuliahan di Queensland University of Technology. Pada kesempatan tersebut, Anggertimur membahas tentang creative thinking dan penerapannya dalam creative storytelling, yaitu sebuah pendekatan bercerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi audiens.
Menurutnya, creative thinking melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan ide atau konsep yang unik, serta mencatat ide yang muncul sesegera mungkin. Dalam prosesnya, seseorang perlu melihat sensitivitas terhadap lingkungan guna memahami situasi, referensi, dan audiens yang digunakan. Selanjutnya, proses ini berkembang menjadi creative storytelling, yaitu ide-ide abstrak diubah menjadi cerita yang menggerakkan emosi. “Creative storytelling merupakan ide ke narasi yang menyentuh. Hal tersebut disebabkan karena storytelling bukan sekadar bercerita, melainkan seni menyampaikan pesan dengan cara yang berkesan dan relevan dengan audiens,” ungkap Anggertimur.
(Foto: Anggertimur menyampaikan tentang alur creative thinking)
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa cerita yang baik adalah yang dekat dengan kehidupan audiens—baik yang pernah dialami, sedang dirasakan, atau diimpikan mereka. Anggertimur mengatakan, “Kunci storytelling adalah kedekatan emosional, baik melalui visual maupun tulisan. Dalam sebuah cerita yang dibangun sebaiknya dapat menggugah perasaan, membangun koneksi personal dengan audiens, dan menginspirasi tindakan yang dilakukan.”
Anggertimur memberikan salah satu contoh produk telepon genggam yang memiliki kampanye dengan tagline “Masterpiece in Sight”. Tujuannya adalah menonjolkan keunggulan fotografi komputasi hasil kolaborasi dengan pihak ketiga. Pada kampanye tersebut, jenama menggunakan strategi storytelling dengan konten carousel dan reels yang menarik. Selain itu, penggunaan tagar #YangDiabaiMata mengajak audiens lebih peka terhadap momen-momen kecil yang sering terlewat. Hasilnya, kampanye ini berhasil menyentuh kesadaran orang-orang untuk lebih menghargai hal-hal sederhana melalui fotografi dan cerita.
(Foto: Anggertimur menjelaskan cara menerjemahkan creative thinking ke dalam creative storytelling)
Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Penny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengatakan bahwa storytelling merupakan kompetensi yang perlu dimiliki mahasiswa untuk menyampaikan pesan kepada audiens melalui berbagai medium. “Kekuatan storytelling dapat mengubah perspektif karena creative storytelling merupakan seni mengubah pesan menjadi kisah yang inspiratif. Melalui penggabungan imajinasi, kepekaan, dan eksekusi yang tepat, sebuah cerita bisa membangun emosi dan kesan mendalam untuk membawa perubahan. Semoga para mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang sudah mereka terima ke dalam sebuah pesan dengan storytelling yang menarik saat praktik nantinya,” tutup Penny.