Depok-Python merupakan bahasa pemrograman yang dirancang untuk mudah dibaca dan ditulis, serta fleksibel untuk berbagai jenis pengembangan perangkat lunak. Python telah menjadi bahasa pemrograman yang esensial di berbagai sektor industri di Indonesia. Adanya peningkatan kebutuhan akan analisis data, otomatisasi, dan pengembangan perangkat lunak, permintaan untuk profesional yang menguasai Python diperkirakan akan terus berkembang. Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sembilan juta pekerja di bidang informasi dan teknologi (IT) pada 2025-2030.

Menjawab tantangan tersebut, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), melalui program studi (prodi) Produksi Media, menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk “Coding Day” pada Jumat (16/05/2025). Berlokasi di Gedung B Vokasi UI, Kampus UI Depok, kegiatan tersebut dihadiri lebih kurang tiga puluh siswa-siswi SMA Islam Al Azhar 19 Jakarta. Livander Surya, S.Kom. atau lebih dikenal dengan Livander Gamedev, CEO Aim to Mite Studio, sekaligus game developer dan content creator di YouTube, turut hadir menjadi narasumber untuk membagikan pengalamannya dalam dunia pemrograman.

(Foto: Pemberian sertifikat kepada Livander Surya oleh Ketua Departemen Sosial Humaniora Terapan, Dr. Budiman Mahmud Musthofa, S.Sos., M.Si.)

Ketua Program Studi Produksi Media, Ngurah Rangga Wiwesa, M.I.Kom., mengungkapkan bahwa coding mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah secara terstruktur dan sistematis. Tak hanya itu, melalui coding, siswa dapat menciptakan sesuatu dari nol, seperti aplikasi sederhana, gim edukatif, hingga website untuk portofolio. “Di era digital seperti ini, keterampilan coding sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, baik teknologi informasi, industri kreatif, hingga sains dan ekonomi. Mempelajari coding sejak dini akan memberikan siswa keunggulan kompetitif dalam dunia industri yang semakin terdigitalisasi. Di samping itu, para siswa perlu mendapatkan pelatihan ini agar meningkatkan kreativitas dan inovasi, serta mereka memiliki fondasi awal untuk melanjutkan ke bidang tersebut baik saat berkuliah maupun terjun ke dunia kerja,” ujar Rangga.

Pada kesempatan tersebut, Livander mengajak peserta untuk mempelajari dasar-dasar pemrograman menggunakan bahasa Python. Livander mengatakan, “Python memiliki ciri khas berupa sintaksis yang sederhana dan bersih. Python juga mudah dibaca untuk pemula karena sintaksnya menyerupai bahasa manusia. Selain itu, Python juga bisa digunakan untuk web development, data science, artificial intelligence (AI), machine learning, game, scripting, automasi, hingga Internet of Things (IoT).”

Livander juga membagikan pengalamannya dalam menciptakan berbagai gim dengan berbasis Python. Misalnya, Animal School SIM; Preman Kota; Scarlet Kuntilanak; Hantu vs Dukun; Berandal Sekolah; hingga kolaborasi dengan Tekotok.

(Foto: Foto bersama usai kegiatan Coding Day berakhir)

Selanjutnya, Livander juga mengajak para peserta untuk praktik langsung membuat program sederhana dengan Python. Fayyadh Devara, salah satu peserta, mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang bisa mendapatkan kesempatan untuk mempelajari coding sejak dini. “Kegiatan seperti ini merupakan salah satu wadah bagi kami untuk mendapatkan pengalaman baru dalam mempelajari ilmu di luar mata pelajaran sekolah. Menariknya, pengetahuan tentang coding juga bisa kami gunakan untuk menciptakan karya seperti gim yang menarik,” kata Fayyadh.

Terakhir, Livander mengungkapkan bahwa coding merupakan bagian penting dari literasi digital abad ke-21. Generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta. Hal ini membuat mereka lebih kritis terhadap aplikasi digital, keamanan siber, dan etika penggunaan teknologi. “Coding bukan hanya tentang belajar bahasa komputer, melainkan juga mengembangkan cara berpikir, berinovasi, dan beradaptasi di dunia yang berubah dengan cepat,” tutup Livander.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!