Depok-Investasi global terhadap aset tak berwujud seperti Intellectual Property (IP) atau biasa dikenal Kekayaan Intelektual (KI) meningkat menjadi 13,6% dari total investasi pada 2024. Berdasarkan laporan IP Outlook 2025, IP (termasuk hak cipta, merek, desain, dan lainnya) adalah salah satu penggerak ekonomi di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan permohonan IP mencapai 18,5% per tahun selama satu dekade terakhir. Mengikuti perkembangan tersebut, program studi (prodi) Magister Terapan Industri Kreatif, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menghadirkan Andreas Prasetya, CEO XD Collective, untuk membagikan pengalamannya di industri kreatif melalui kuliah dosen tamu pada Selasa (24/09/2025) yang diselenggarakan di ruang perkuliahan Magister Terapan Industri Kreatif Vokasi UI.

Dalam pemaparannya, Andreas membahas pentingnya IP dan digitalisasi sebagai fondasi utama industri kreatif. Menurutnya, pendaftaran IP dapat menjadi “shield” yang melindungi sebuah karya. Di samping itu, agar sebuah produk dapat menembus pasar, dibutuhkan “sword” berupa strategi bisnis seperti pengembangan produk, branding, pemasaran, jejaring, hingga pitching. Andreas juga menekankan pentingnya manajemen keuangan dan kepatuhan pajak yang rapi agar bisnis kreatif dapat tumbuh berkelanjutan.

(Foto: Diskusi yang dilakukan Andreas bersama para mahasiswa)

XD Collective, perusahaan yang dipimpin Andreas, dikenal sebagai konsultan brand and experience design yang berfokus pada pengembangan identitas visual, strategi komunikasi, serta monetisasi digital. XD Collective telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan lokal maupun internasional dalam mengembangkan aset kreatif yang berdampak nyata terhadap pertumbuhan bisnis.

Lebih lanjut, Andreas menekankan bahwa strategi branding menjadi kunci dalam membangun reputasi perusahaan di tengah persaingan industri kreatif. Menurutnya, brand tidak hanya sebatas logo atau identitas visual, tetapi juga menyangkut bagaimana sebuah perusahaan menyampaikan nilai, menjaga konsistensi komunikasi, serta membangun hubungan emosional dengan audiens. “Branding yang kuat akan menciptakan pengalaman yang membekas bagi konsumen dan mendorong repeat order,” ungkapnya.

Ketua Program Studi Magister Terapan Industri Kreatif, Dr. Dewi Kartika Sari, S.E., M.S.Ak., CA., mengatakan bahwa kuliah dosen tamu tersebut terintegrasi dengan mata kuliah Kapita Selekta Industri Kreatif. Ika mengatakan, “Mata kuliah ini menjadi salah satu mata kuliah yang dirancang untuk menghadirkan perspektif langsung dari praktisi industri. Sesuai dengan tujuan mata kuliah tersebut, kami berharap mahasiswa mampu melakukan riset terapan, menggabungkan konsep, teori, dan praktik terkini pada bisnis industri kreatif. Sehingga, mereka dapat menghasilkan karya di sektor industri kreatif nantinya. Kehadiran Mas Andreas dengan pengalaman dan wawasannya di industri kreatif memberikan gambaran nyata bagaimana konsep perlindungan IP dapat menjadi bekal yang diaplikasikan di dunia kerja.”

(Foto: Pemberian sertifikat kepada Andreas Prasetya, CEO XD Collective, oleh Dr. Diaz Pranita, M.M., dosen pengampu mata kuliah tersebut)

Salah satu mahasiswa prodi Magister Terapan Industri Kreatif, Salsa Dewani, mengatakan bahwa dirinya merasa mendapatkan wawasan baru setelah mengikuti kuliah dosen tamu tersebut. “Materi yang dibawakan Mas Andreas memberikan pengetahuan baru, terutama cara melihat IP bukan hanya sebagai perlindungan karya, tetapi sebagai aset strategis di industri kreatif. Semoga karya saya dan teman-teman dapat berkembang dan memiliki nilai bisnis yang nyata,” tutup Salsa.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!