Depok – Bertempat di Auditorium Rumpun Ilmu Kesehatan UI, Program Vokasi Humas UI bersama Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menyelenggarakan talkshow kesehatan, bertemakan “Mental and Nutrition Management”. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 500 peserta ini menghadirkan dr. Gia Pratama,MD, dokter selebtwit; dr. Anna Maurina.S,SIKom,M.Gizi,SpG, dokter gizi di Klinik Gizi RSUI, dan dr. Fransisika M.Kaligis,Sp.KJ(K) dokter psikiatri RSUI.
“Pesta demokrasi Indonesia pada 17 April lalu banyak, diikuti oleh potensi gangguan mental akibat stres usai Pemilu. Stres itu bisa terjadi pada calon legislatif (caleg) yang gagal meraup suara. Mungkin terlihat sepele namun jika ekspektasi calon-calon yang terlalu tinggi, ketika realitanya tidak sama, mereka menjadi sangat tegang hingga berujung depresi. Terlebih 21% persen atau 930 caleg berusia 21-35 tahun atau Millennial. Ini harus menjadi cacatan penting bagi kita yang mungkin rekan, kerabat untuk selalu memberi dukungan positif dalam mencegah terjadinya depresi yang berkepanjangan,” lanjut Devie, Ketua Program Studi Vokasi Humas UI
“Tidak hanya itu, beberapa saat ini kita dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri yang banyak dilakukan oleh para remaja seperti mahasiswa di tanah air. Studi di Barat menunjukkan bahwa memang generasi millennial memiliki tingkat kecemasan, depresi dan keinginan untuk mengakhiri hidup lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kondisi ini ditengarai karena kompetisi untuk menjadi sempurna di media sosial, yang membuat hidup mereka menjadi lebih tertekan,” ujar Devie Rahmawati, Dosen Teladan Aspikom 2018
“Asosiasi Profesional Dokter Anak di Amerika sudah memperingati efek aktivitas bersosial media yang buruk untuk kesehatan mental remaja dan anak muda lainnya, studi ini dilakukan tahun 2014 pada usia 19 hingga 32 tahun yang gemar bermedia sosial seperti Facebook dan Instagram. Hasilnya ada sekitar 50 persen dari peserta penelitian ini melaporkan mengalami gangguan tidur sebagai efek media sosial yang tidak langsung. Kurang tidur bisa meningkatkan risiko insomnia, kelelahan, yang berujung pada ketidaksabilan mental” ujar Devie, peneliti komunikasi kesehatan Vokasi UI.
Informasi di atas diamini oleh dr. Fransiska, dokter kesehatan mental RS UI “ Kalau dahulu depresi isu usia 40-50 tahunan sekarang 20 tahunan. Hingga millennial adalah generasi yang paling sering berkunjung ke dokter. “
“Cara mengelola stress dengan Konsumsi makanan sehat. Hindari makan yang berlebihan, Olahraga 30 menit sehari sebanyak 3-5x per minggu, relakasi, yoga, meditasi, istirahat yang cukup, dukungan dari keluaarga dan teman, mengubah sikap dan cara berpikir seperti banyaknya tugas, dipikirnya tidak bisa ngelakuin apapun dengan benar tapi diubah berpikirnya dengan tugas yang banyak, perlu tentuin tugas mana yang harus diselesaikan, “ himbau dr. Fransisca
Sedangkan dr. Gia Pratama menyampaikan bahwa “You are what you eat, kalian akan menjadi seperti sekarang sesuai dengan apa yang kalian makan, sel tubuh itu terbentuk dari apa yang dimakan, karna bahan baku terbentuknya sel dari asam amino dan asam lemak tidak jenuh dari apa yang kalian makan.
Fungsi olahraga ada 20 lebih, tidak ada obat yang dapat mengantikan manfaat olahraga dan tidur cukup. Manusia itu bagaikan negara kesatuan sel. Sayangnya ada kontrak biologis. Di DNA manusia tertulis jobdesc dan umurnya”.
“Normalnya di dalam tubuh kita ada 1 liter darah atau jika dikonversikan hanya boleh ada 1 gram. Di tubuh ada 5 liter darah berarti ada kelebihan 4 gram, itu sama sebesar cincin kawin kakak. Karena gula tidak boleh ada di di sel-sel darah, tapi harus ada dalam sel tubuh. Jika terlalu banyak darah, pancreas akan berlebihan memproduksi insulin untuk mengubah darah menjadii energi. Bila tubuh lagi istirahat atau berlebih, maka akan ditolak oleh sel tubuh lainnya dan akan di transfer ke lemak. Gula di dalam usus cepat masuk ke pembuluh darah, Nasi adalah makanan yang lumayan cepat menghasilkan gula, zat tepung sedikit lebih lambat dari nasi, tahu tempe/protein lama, nah brokoli lama banget kaya orang nikahan jalan ke altar, begitupun dengan mereka yang seratnya tinggi” imbuh dr Gia.
Anna juga menambahkan bahwa seorang harus lebih inovatif dan cerdas, jangan mau didrive oleh perkembangan zaman dan overcome dalam sebuah tantangan. ‘apakah kamu tahu apa yang menyebabkan mereka ganteng dan cantik’ ini karena makanan, gizi, olahraga, dan aktifitas fisik yang harus ditingkatkan, bisa aktivitas fisik yang sederhana berupa aktivitas membersihkan rumah, atau lainnya. Zat yang dicerna akan menjadi molekul yang diserap tubuh, jadi kalo sistem pencernaan terganggu, zat makanan tidak dapat terolah dengan baik dan tidak diserap tubuh dengan baik.
“Apa yang semestinya kita lakukan, benar-benar sederhana makan minum yang bener, protein hewani tercukupi, kacang kacangan atau protein dan lemak nabati. Pembentuk otot, proteinnya harus terckupi jadi usahakan konsumsi protein nabati, karbohidrat. Waktu yang benar untuk makan minum. Ini biasanya suka dilupakan oleh Millenial, atur waktu minum agar sel tidak dehidrasi, kebutuhan air pada tubuh millennial harus 30-40ml/berat badan dalam kg. Di era milenial ada tantangan yang lebih besar dari masa lalu, jadi harus lebih cerdas, kreatif, novatif dan kuat. Dan bisa mengenal diri kita sehingga bisa memutuskan dan membuat komitmen untuk makan dan minum yang benar, “ tutup dr Anna.
“Kegiatan ini kami rancang dengan dengan tujuan membentuk generasi penerus bangsa yang “Sehat Jiwa dan Raga”. Karena acara menyasar millennial yang ‘kekinian’, maka kegiatan dikemas dengan fun salah satunya dengan menghadirkan dokter-dokter muda. Berbeda dari gelar wicara pada umumnya, Hospitalk UI 2019 juga akan dilengkapi dengan rangkaian kegiatan tur mengelilingi RSUI atau Hospitour, untuk mengenal konstruksi unik Rumah Sakit yang Instagramable,” ujar Fajria Aulina, Ketua Panitia Hospitalk 2019
“RSUI sangat mendukung acara ini karena memiliki andil penting terhadap peningkatan kualitas kesehatan millenial di Indonesia. Keseriusan RSUI dalam mencegah timbulnya resiko penyakit kronis di kalangan millennial dilakukan melalui beberapa seminar kesehatan bertemakan millenial. Hal ini juga sebagai salah satu perwujudan Rumah Sakit Pendidikan Tinggi Negeri (RSPTN) peduli terhadap kondisi kesehatan penduduk Indonesia di usia produktif. Sebagai RSPTN yang baru hadir di Indonesia, RSUI menghadirkan Community Health Service di Klinik Gizi juga merupakan wujud nyata kepedulian RSUI terhadap kesehatan masyarakat sekitar, “ tutup Fajria.