Depok-Perubahan iklim tidak hanya mengguncang sistem pangan, tetapi juga stabilitas ekonomi masyarakat pedesaan. Meskipun demikian, di balik permasalahan tersebut terbuka peluang untuk menciptakan solusi yang inovatif. Alya Putri Ramadanty, mahasiswa program studi (prodi) Administrasi Keuangan dan Perbankan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menuangkan inovasinya melalui Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 15th. Ajang yang berlangsung pada 1-4 November 2024 di Bangkok, Thailand ini, menjadi panggung bagi Alya untuk menyampaikan ide besarnya, yaitu mempromosikan pertanian berkelanjutan sebagai strategi kunci dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Berkat kontribusi dan berbagai ide yang relevan, Alya berhasil meraih penghargaan Verbal Commendation. Penghargaan ini adalah bukti nyata kontribusinya yang menonjol dalam memberikan solusi konkret di forum internasional. Perjalanannya ke AYIMUN tidak semudah membalik telapak tangan. Setelah mendapatkan informasi AYIMUN dari Ketua Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan, Vindaniar Yuristamanda Putri, S.I.A., M.M., Alya mempersiapkan position paper, sebuah dokumen analitis yang menjadi bagian dari seleksi internal.

(Foto: Alya saat menerima penghargaan pada acara AYIMUN 15th)

Dalam prosesnya, pengalaman di AYIMUN memberikan banyak pelajaran berharga bagi Alya. Secara akademik, ia belajar menganalisis isu global secara kritis dan menyusun argumen yang relevan. Mata kuliah, seperti Manajemen Risiko dan Manajemen Keuangan, juga akan membantunya memahami konteks finansial dari isu yang dibahas. Selain itu, kemampuan dalam komunikasi, negosiasi, dan kepemimpinan dapat ditingkatkan melalui kompetisi tersebut. Tidak berhenti di situ, ia juga harus mengirimkan esai motivasi dan mendaftar secara resmi melalui situs AYIMUN. Semua ini dilakukannya sembari menjalankan peran sebagai mahasiswa aktif dengan jadwal yang padat.

Dalam forum AYIMUN yang diikutinya, Alya memilih untuk menyoroti strategi pertanian berkelanjutan yang dapat menjadi solusi tidak hanya untuk bertahan, melainkan juga langkah mitigasi dampak perubahan iklim. “Saya percaya bahwa dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan, diversifikasi tanaman, dan praktik yang lebih efisien, kita bisa menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh,” ujar Alya.

Menurutnya, isu ini juga sangat relevan bagi Indonesia, sebuah negara agraris yang perekonomiannya bergantung pada sektor pertanian. Strategi berkelanjutan seperti ini tidak hanya membantu melawan perubahan iklim, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat pedesaan.

Sementara itu, dalam mengikuti ajang ini, Alya mengaku bertemu dengan banyak delegasi muda dari berbagai negara dengan perspektif unik dalam kegiatan yang diikutinya ini. “Diskusinya sangat dinamis dan menantang. Delegasi lain memiliki pendekatan yang berbeda, dan itu membuat debat menjadi lebih kaya,” kata Alya. Momen paling berkesan baginya adalah ketika ia mempresentasikan solusi inovatif berbasis data tentang pertanian berkelanjutan. Ide-idenya yang praktis dan relevan mendapat apresiasi dari para delegasi lain, yang pada akhirnya membantunya meraih penghargaan Verbal Commendation.

(Foto: Alya saat melakukan diskusi bersama berbagai delegasi dari negara lain)

“Kesempatan seperti ini adalah cara untuk membuktikan bahwa kita, mahasiswa Vokasi UI, mampu bersaing di panggung internasional. Jangan takut mencoba dan persiapkan diri dengan sungguh- sungguh,” ujar Alya.

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengatakan bahwa pengalaman Alya di AYIMUN adalah bukti bahwa solusi untuk tantangan global dapat lahir dari pemikiran anak muda. “Dengan keberanian dan tekad kuat, Alya menunjukkan bahwa isu sebesar perubahan iklim dan ketahanan pangan bisa diangkat oleh mahasiswa Indonesia untuk memberikan dampak nyata. Semoga mahasiswa lainnya dapat mengikuti jejak Alya untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi yang positif bagi perkembangan Indonesia,” kata Padang.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!