Depok-Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah pencatatan suhu global dengan rata-rata suhu bumi mencapai 1,55 derajat Celcius di atas tingkat praindustri berdasarkan data World Meteorological Organization (WMO) dalam laporan State of the Global Climate 2024. Fenomena ini menyebabkan berbagai bencana iklim, termasuk gelombang panas ekstrem, banjir, dan kekeringan yang melanda berbagai belahan dunia. Melihat fenomena tersebut, generasi z memiliki peran penting, salah satunya melalui penciptaan konten kreatif guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak nyata perubahan iklim dunia.

Hal tersebut disampaikan Zagy Yakana Berian, Founder Society of Renewable Energy (SRE), dalam paparannya pada kuliah tamu bertema “Creative Intelligence: Membangun Industri Kreatif yang Relevan Melalui Data dan Riset” yang diselenggarakan program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu. Menurutnya, komunikasi menjadi salah satu isu penting dalam penanganan perubahan iklim. Penyampaian informasi dapat dilakukan secara cepat melalui berbagai platform, tak terkecuali media sosial yang saat ini menjadi wadah bagi hampir setiap orang mencari dan menemukan informasi.

(Foto: Zagy menjelaskan tahapan dalam membuat konten kreatif yang mengangkat isu lingkungan)

Zagy mengatakan, “Mengangkat isu dampak perubahan iklim dapat melalui berbagai konten kreatif. Misalnya, video pendek edukatif yang diunggah di media sosial, infografis atau karusel menarik, siniar terkait lingkungan, hingga kampanye melalui foto atau video yang dibagikan.”

Lebih lanjut, Zagy membagikan sejumlah langkah dalam tahapan perubahan yang dapat dimanfaatkan sebagai basis penciptaan sebuah konten kreatif. Pertama, tahap awareness untuk meningkatkan kesadaran dan menarik perhatian terhadap isu lingkungan. Kedua, tahap knowledge untuk mendorong pemikiran kritis dan urgensi dari target audiens. Ketiga, tahap contemplation yang mengajak target audiens untuk berubah dan mulai mencari cara konkret untuk bertindak. Keempat, tahap action melalui perubahan perilaku yang mulai dilakukan target audiens. Terakhir, tahap maintainance yang menunjukkan target audiens sudah berperilaku baru secara konsisten dan fokus menjaga, serta memperluas dampaknya.

(Foto: Pemberian sertifikat apresiasi kepada Zagy Yakana Berian oleh Hanum Sakina, S.Sos., M.Si., dosen pengampu mata kuliah tersebut)

Di sisi lain, Zagy juga membagikan cara menciptakan konten melalui tree analysis, yaitu analisis yang digunakan untuk menguraikan masalah dan membantu merancang ide secara rinci. Mulai dari dampak, inti masalah, hingga berbagai penyebab terjadinya dampak tersebut. “Melalui tools ini, mahasiswa akan lebih mudah untuk menganalisa sebuah permasalahan yang nantinya dapat dijadikan sebuah konten kreatif untuk dibagikan kepada masyarakat,” jelas Zagy.

Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Penny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengungkapkan bahwa kuliah dosen tamu yang terintegrasi dengan mata kuliah Riset Konten Kreatif ini bukan hanya mengajarkan mahasiswa untuk membuat sebuah konten saja, melainkan juga langkah bagi institusi pendidikan melatih generasi muda tersebut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. “Generasi z yang sangat terhubung dengan dunia digital, media sosial, dan teknologi sangat efektif untuk menggunakan platform digital dalam menyebarkan pesan tentang perubahan iklim. Melalui kuliah dosen tamu ini, saya berharap mahasiswa juga semakin aware terhadap isu lingkungan dan ikut mengedukasi masyarakat untuk menjaga bumi kita,” kata Penny.

(Foto: Foto bersama usai kegiatan kuliah dosen tamu berakhir)

Kehadiran praktisi di industri yang berkaitan dengan lingkungan tersebut merupakan salah satu langkah Vokasi UI untuk membagikan pendidikan terkait isu lingkungan. Sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs), Vokasi UI berpartisipasi dalam beberapa poin, misalnya poin 13 (Climate Action) yang mendorong tindakan positif terkait perubahan iklim melalui kegiatan kuliah dari praktisi industri, serta poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi antara institusi pendidikan dengan praktisi industri untuk menyebarluaskan pesan tentang perubahan iklim secara kreatif dan menarik.

WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!