Depok-Lulusan Pendidikan program vokasi di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara signifikan dalam mendapatkan pekerjaan di Jepang, khususnya di sektor administrasi kesehatan dan aktuaria.
Hal itu disampaikan Dr. Yoshihiko Ono dari Sharoushi Federation dalam acara Forum Bisnis Internasional bertajuk “Integrating Vocational Higher Education Talents to Global Human Capital Demand” sebagai bagian dri rangkaian Osaka World Expo 2025 pada Jumat (25/7).
Dr. Ono memaparkan urgensi kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam menghadapi krisis demografi di Jepang. Dia menyebutkan di tahun 2025, lebih dari 30 persen penduduk Jepang berada pada usia di atas 65 tahun. Sehingga, hal itu menyebabkan Negeri Sakura kini sangat bergantung pada tenaga kerja asing (TKA) untuk menopang sistem layanan sosial dan perawatan lansia di negaranya.
“Talenta Indonesia mampu menjadi agen perubahan dalam sistem sosial Jepang hari ini dan kelak menjadi pilar pembangunan sistem sosial Indonesia di masa depan. Kemampuan bahasa dan adaptasi budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat cocok mengisi posisi, seperti manajer perawatan, petugas administrasi jaminan sosial, hingga fasilitator multikultural di Jepang,” kata Dr. Ono.
Sementara itu, dosen prodi Magister Terapan Industri Kreatif Dr. Diaz Pranita dalam pembukaan forum tersebut memaparkan kesenjangan keterampilan menjadi tantangan serius yang harus dihadapi Indonesia menuju puncak bonus demografi. Masalah itu, lanjut Diaz, mencakup rendahnya produktivitas, literasi STEM yang belum merata, serta sistem pendidikan yang belum sepenuhnya adaptif terhadap kebutuhan industri global. Sebagai solusi, pendidikan vokasi harus diperkuat, baik dari sisi kebijakan, pendekatan pembelajaran, maupun kolaborasi internasional.
“Vokasi UI telah melakukan berbagai inisiatif, seperti creative living lab, teaching factory, dan program magang internasional yang menunjukkan bahwa pendidikan vokasi berperan dalam memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Transformasi pendidikan vokasi adalah pondasi penting untuk menyiapkan SDM (sumber daya manusia) Indonesia yang berdaya saing dan relevan dengan kebutuhan global,” ungkap Diaz.
Program Pendidikan Vokasi UI yang telah mengembangkan creative living lab, seperti Klinik Pajak dan Vokasi Wellness Center yang mendukung pembelajaran kontekstual dan berbasis industri. Ke depan, UI akan mengembangkan kerja sama internasional dengan negara yang mengalami kekurangan tenaga kerja, seperti Jepang dan Jerman, serta menggencarkan dukungan program magang dan on-the- job training (OJT).
Sementara itu, Dr. Shunsaku Hashimoto dari Ritsumeikan Asia Pacific University menjelaskan tentang bagaimana nilai-nilai budaya Indonesia sangat cocok diterapkan di industri pariwisata Jepang, khususnya di bidang perhotelan. Berdasarkan studi yang dilakukannya terhadap salah satu hotel mewah di Ubud, Bali, Hashimoto menunjukkan bahwa budaya kekeluargaan, empati, dan rasa memiliki menjadi elemen utama dalam menciptakan layanan prima dan loyalitas karyawan jangka panjang.
(Foto: Sesi forum bisnis yang diselenggarakan Vokasi UI saat di Osaka World Expo 2025)
Hashimoto juga membandingkan hotel tersebut dengan dua hotel ternama Jepang yang juga mempertahankan kualitas layanan melalui filosofi serupa. Menurut Hashimoto, karakter kerja orang Indonesia sangat sesuai dengan kebutuhan industri perhotelan Jepang.
“Lingkungan kerja yang menempatkan karyawan sebagai keluarga memungkinkan munculnya inisiatif dan komitmen yang luar biasa. Kesiapan talenta Indonesia untuk bersaing di pasar global dapat dimulai dari kontribusinya di industri perhotelan di Jepang melalui nilai filosofis tersebut,” kata Hashimoto.
Partisipasi Vokasi UI di Osaka World Expo 2025 membuktikan bahwa pendidikan vokasi Indonesia memiliki potensi untuk menjawab tantangan global, baik di sektor kesehatan maupun pariwisata. Direktur Program Pendidikan Vokasi UI Padang Wicaksono, S.E., Ph.D menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi internasional tersebut.
“Kehadiran Vokasi UI dalam forum ini menunjukkan bahwa talenta vokasi Indonesia mampu berbicara di panggung dunia. Hal ini menjadi langkah penting menuju Indonesia Emas 2045 dan integrasi yang lebih erat dalam pasar tenaga kerja global,” ujar Padang.
Melalui semangat dan sinergi dan kolaborasi lintas negara, Program Pendidikan Vokasi UI terus memperkuat perannya sebagai institusi yang mendorong inovasi, produktivitas, dan ketahanan sosial melalui pendidikan vokasi yang kontekstual, adaptif, dan berwawasan global.
Forum bisnis tersebut menjadi ruang diskusi strategis antara pemangku kepentingan pendidikan vokasi dari Indonesia dan Jepang dalam merespons kebutuhan talenta global, khususnya di sektor jaminan kesehatan dan pariwisata. Forum tersebut menghadirkan tiga pembicara, yakni Dr. Diaz Pranita dari Program Pendidikan Vokasi UI, Dr. Yoshihiko Ono dari Sharoushi Federation, dan Dr. Shunsaku Hashimoto Ritsumeikan Asia Pacific University, serta dipandu oleh Ngurah Rangga Wiwesa, M.I.Kom. sebagai moderator, yang membahas peluang dan tantangan global dalam pengembangan talenta vokasi lintas negara.




