Depok-Dewasa ini, media sosial menjadi salah satu wadah untuk menuangkan karya kreatif siapa pun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Konten yang ditampilkan di media sosial diciptakan sedemikian rupa guna menarik atensi dari penontonnya. Berbagai konten tersebut seringkali dijadikan instrumen untuk membangun citra positif pembuatnya. Tak terkecuali, bisnis atau merek perlu beradaptasi dengan media sosial agar meningkatkan brand value mereka. Brand value merupakan nilai yang melekat pada sebuah merek yang berasal dari persepsi konsumen terhadap merek tersebut. Hal tersebut disampaikan Prita Hersty Imaningtyas, seorang creative storyteller dan content creator, saat memberikan kuliah dosen tamu di program studi (prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), pada Jumat (28/02/2025) lalu.
Prita menyampaikan materi berjudul “Go Mad with Socmed: Strategi Konten Secara Kreatif di Social Media” yang mengajak mahasiswa mempelajari berbagai strategi dan langkah yang perlu dilakukan dalam menciptakan sebuah konten kreatif di media sosial. Mulai dari menentukan brand value, identifikasi target audiens, menentukan brand identity, membuat strategi & pilar konten, memperlakukan sebuah brand dengan baik, hingga mempelajari content performance.
(Foto: Prita memberikan sejumlah contoh dalam pembuatan riset konten kreatif)
Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia, Peny Meliaty Hutabarat, S.Sos., M.S.M., mengatakan bahwa penciptaan sebuah konten kreatif memerlukan berbagai strategi yang efektif. Kuliah dosen tamu ini merupakan penguatan mata kuliah Riset Konten Kreatif yang bertujuan agar mahasiswa memahami pengetahuan dasar mengenai riset, hingga implementasinya menghasilkan konten yang kreatif. “Melalui kuliah yang menghadirkan praktisi industri, saya berharap agar mahasiswa dapat berdiskusi secara langsung terkait riset yang perlu dilakukan dalam proses pembuatan sebuah konten. Wawasan yang diterima oleh mahasiswa juga dapat menjadi salah satu bekal mereka sebelum terjun ke dunia industri nantinya,” kata Peny.
Brand value menjadi langkah awal dalam menciptakan konten. Prita menyampaikan bahwa dalam menentukan sebuah brand value perlu memperhatikan beberapa poin berikut, yaitu fokus brand, masalah yang dapat dipecahkan brand, cara audiens merasakan pesan dari brand, serta keunikan brand. Setelah itu, melakukan identifikasi target audiens mulai dari karakteristiknya, permasalahan atau impian mereka, dan lokasi audiens sering berselancar daring.
“Setelah kita mengetahui brand value dan target audiens, kita dapat mulai menentukan brand identity yang memuat visual, tone of voice, slogan, serta tagar. Secara visual, kita dapat menggunakan warna dan elemen desain yang konsisten. Kemudian, bangun brand persona dan cara berbicaranya kepada audiens,” kata Prita.
Langkah berikutnya adalah pembuatan strategi dan pilar konten atau topik utama yang diangkat dari brand. Prita menyebutkan bahwa setidaknya perlu dibuat tiga hingga lima pilar konten sebagai panduan untuk membuat konten. Strategi dapat dibangun dari fokus platform yang diinginkan, format konten, konsistensi, dan strategi membangun kedekatan dengan audiens.
(Foto: Pemberian sertifikat apresiasi oleh dosen tetap prodi Penyiaran Multimedia, Melisa Bunga Altamira, S.Sos., M.Si.)
Prita menambahkan, “Dalam menciptakan sebuah konten, kita juga tidak boleh melupakan cara untuk ‘memanusiakan’ brand. Sebuah brand harus membangun koneksi yang berkaitan dan emosional dengan audiens. Bukan hanya sebagai bisnis yang berfokus jualan, melainkan juga wadah seperti teman bagi audiens. Caranya adalah dengan membuat konten yang sesuai dengan gaya hidup audiens, serta bangun kedekatan melalui konten yang interaktif dengan audiens.”
Terakhir, Prita menyampaikan bahwa perlu mempelajari content performance. Menurutnya, setiap konten harus dipantau dan dianalisis agar menjadi bahan evaluasi bagi brand. Selain itu, hasil analisis melalui insight, komentar, pesan, dan lainnya, dapat menjadi perbaikan dan pembuatan konten yang lebih menarik selanjutnya.