Depok-Teknologi digital terus mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pengelolaan arsip yang kini telah menjadi elemen strategis untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini dibahas dalam kuliah umum bertema “Peran Kearsipan dalam Pembangunan Berkelanjutan: Transformasi Kearsipan” yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi (APTIPARI).
Pada kuliah tersebut, Dr. Andi Kasman, S.E., M.M., Deputi Bidang Sistem dan Informasi Kearsipan serta Penasehat APTIPARI, menjelaskan bahwa arsip kini bukan hanya sekedar kumpulan dokumen, tetapi memiliki peran penting dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, teknologi modern, termasuk kecerdasan buatan (AI), memegang peran signifikan dalam menjaga relevansi arsip di tengah perubahan global yang cepat.
“Kearsipan memiliki hubungan yang erat dengan beberapa tujuan dari SDGs yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kearsipan, yang selama ini dikenal sebagai kegiatan penyimpanan data dan informasi sejarah, kini bertransformasi menjadi kunci penting dalam mendukung SDGs, khususnya dalam memastikan akses informasi yang luas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Andi juga menekankan pentingnya arsip dalam mendukung berbagai SDGs, termasuk perencanaan kota berkelanjutan (SDGs 11) dan pemantauan perubahan iklim (SDGs 13). “Arsip bukan hanya sekedar catatan masa lalu, tetapi juga jembatan untuk membangun masa depan yang lebih baik,” katanya.
(Foto: Kuliah umum bertajuk “Peran Kearsipan dalam Pembangunan Berkelanjutan: Transformasi Kearsipan” yang diselenggarakan prodi Manajemen Rekod dan Arsip)
Selain peran strategis arsip dalam pembangunan berkelanjutan, Andi juga menyoroti kemajuan teknologi, khususnya dalam digitalisasi arsip. Berdasarkan data Global Digital Report 2024, dengan 5,44 miliar pengguna internet di seluruh dunia, teknologi menjadi alat penting untuk mendukung akses informasi yang cepat dan luas.
“AI menjadi salah satu inovasi terbesar dalam pengelolaan arsip, dari digitalisasi arsip hingga preservasi arsip yang rentan rusak. Bahkan dalam kasus Undang-Undang Kebebasan Informasi di Amerika Serikat, AI digunakan untuk menyunting informasi pribadi secara otomatis,” tuturnya.
Andi juga membahas implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBNE), yang bertujuan untuk mempercepat transformasi kearsipan ke sistem elektronik. Menurutnya, SPBNE mendukung tata kelola arsip yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, menyampaikan pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam dunia pendidikan arsip. “Dengan memanfaatkan teknologi modern seperti AI dan terus memperkuat tata kelola kearsipan, kita dapat memastikan bahwa arsip tetap relevan dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Acara ini diharapkan menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam dunia kearsipan. Padang juga menggarisbawahi pentingnya jejaring antarperguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di bidang ini.