Depok-Program Studi Pariwisata Vokasi UI menggelar kuliah umum bertajuk “ASEAN Tourism Development During And Post Pandemic COVID-19: Opportunities and Challenges” pada 16 April 2021. Mr. Roslan Othman, Minister Counsellor Tourism Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta hadir sebagai narasumber. Kuliah umum ini dimaksudkan untuk mengajak mahasiswa berwawasan global (ASEAN) dalam memandang pariwisata di era pandemi Covid-19 dan mengajak untuk berpikir bahwa peluang kebangkitan sektor pariwisata sudah di depan mata sehingga dapat kita manfaatkan untuk kebangkitan pariwisata nasional.

Pariwisata saat ini menjadi sektor utama yang menjadi perhatian serius pemerintah karena terbukti memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini pariwisata merupakan sektor yang paling efektif untuk mendongkrak perekonomian dan pertumbuhan ekonomi baik skala mikro maupun skala makro. Namun hantaman pandemi Covid-19 telah berdampak besar bagi pariwisata baik global maupun lokal. Di tengah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun, sektor pariwisata mulai bangkit dengan berbagai upaya dan strategi yang tentunya dengan standar CHSE yang ketat.

Mr. Roslan Othman menjelaskan berbagai kondisi, tantangan, peluang, hambatan pengembangan pariwisata di era pandemi Covid-19 dan bagaimana cara negara-negara di ASEAN bangkit, memulai pengembangan Kembali pasca Covid-19 Dengan pemaparan yang sangat jelas. Beliau banyak memberikan contoh dengan strategi negara Malaysia dan beberapa negara ASEAN dalam mengelola pariwisata saat pandemi.

“Hal penting untuk menjadi perhatian strategi saat ini adalah adalah bagaimana menurun/melandaikan wabah Covid-19, landaikan dulu, kalo berhasil maka pariwisata akan naik dengan sendirinya”, Roslan menjelaskan. Ia juga menjelaskan bahwa Standard Operational Procedure (SOP) penyelenggara wisata serta Protokol pengunjung harus dijalankan dengan ketat karena saat ini kita memang hidup bersama Covid-19.

Lebih lanjut, Roslan mengatakan bahwa digital tourism sudah menjadi keharusan dalam bisnis pariwisata. “Terkait human skill para pelaku industri pariwisata, ditekankan bahwa pengembangan saat ini harus memiliki multi skill, seorang pemandu misalnya harus memiliki kemampuan mengelola teknologi digital dan di era pandemi Covid-19 ini banyak hal yang berubah di pariwisata, misalnya bisnis MICE yang berlangsung hybrid, promosi digital menguat, virtual travel, bahkan sudah terjadi beberapa hotel mengorder makanan dari luar dengan kualitas yang tentunya sesuai standar,” Roslan menjelaskan.

Roslan juga menegaskan bahwa kolaborasi antara negara di ASEAN menjadi penting. ASEAN bisa Menjadi Destinasi Besar. Dengan adanya digital tourism, maka semuanya menjadi mudah. “Sebagai contoh wisatawan dapat ditawarkan berbagai paket kombinasi paket kombinasi Indonesia Malaysia (Paket Bandung Kuala Lumpur, paket Kuala Lumpur Bali), penerbangan langsung diperbanyak antara negara ASEAN, diperkuat kerja sama antar negara ASEAN. Produk pariwisata di ASEAN sangat banyak, negara-negara atau agen perjalanan akan kerepotan jika menjual produk sendiri, karena itu perlu dan harus kolaborasi,” tutur Roslan.

Pada akhir sesi, Roslan mengatakan bahwa Ia  melihat bahwa industri pariwisata sekarang berat, tetapi kerja sama antar negara dapat memberi peluang. “Suatu saat nanti ASEAN akan menjadi destinasi wisata masyarakat global, bukan saja mereka datang ke satu negara, tapi ke seluruh negara ASEAN. Karena itulah maka kerja sama di level pemerintah dan industri, antar agen perjalanan, antar hotel, harus dibangun sehingga ada gerak bersama,” tutup Roslan.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!