Palu – Bertempat di Swiss Belhotel, Silae Palu, Pengajar Vokasi Humas UI turut serta dalam program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) bersama BNPT & FKPT Sulteng, dalam kegiatan “Saring Sebelum Sharing”. Pencegahan Terorisme Berbasis Akurasi Informasi. Kegiatan ini diisi dengan diskusi dan training yang dilakukan oleh Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT, Setyo Pranowo; Kaprodi Vokasi Humas, Devie Rahmawati; FKPT Sulteng, Hardi; dihadiri sekitar 100 anggota masyarakat, terdiri dari Bintara Pembinaan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas);Bintara Pembina Desa (Babinsa); Humas Polda/Polres; Bagian Penerangan Koramil/Kodim; Awak Media Massa Pers; Pegiat Media Sosial dan blogger di Sulawesi Tengah.

“Penyebarluasan berita bohong, ujaran kebencian, dan informasi negatif lain yang terjadi terus-menerus melalui berbagai platform media, di antaranya media sosial, mengakibatkan mudahnya masyarakat terpapar paham radikal terorisme. Hal ini dibuktikan dalam survei nasional “Efektifitas Kearifan Lokal dalam Menangkal Radikalisme di Era Milenial oleh oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2018 lalu, di mana potensi radikalisme masyarakat berada di posisi sedang menguat,” ujar Devie Rahmawati, Kaprodi Vokasi Humas UI.

“Studi global tahun 2013 menyebutkan bahwa internet sedikitnya memberikan lima dampak dalam penyebaran pemahaman radikalisme yaitu satu memberikan kesempatan yang lebih luas karena internet dalam 24 jam sehari; 7 hari dalam seminggu menjadi sumber kunci informasi dan propaganda berbagai keyakinan; Kedua, internet telah menjadi echo chamber dari keyakinan yang sudah ada, yang terus diperkuat dengan orang-orang yang homogen, dengan pemikiran yang sama; ketiga, akselerasi penyebaran; Keempat, efektivitas dan efisiensi propaganda tanpa harus bertemu fisik; kelima, mereka menjadi radikal dengan sendirinya karena berbagai informasi yang tidak dipahami, yang kemudian diamini (self-radicalization),” tambah Devie Rahmawati, Founder Klinik Digital Vokasi UI.

“Saat ini, kaum milenial usia 16-25 menjadi target untuk menjadi pelaku teror. Di Bekasi misalnya, pemuda yang bahkan berprestasi sebagai atlet nasional, tetap mampu terpapar pandangan radikalisme. Dan mekanismenya semakin beragam tidak hanya melalui medsos, tetapi juga melalui game online. Fitur live chatting, membuat anak-anak muda dengan mudah diajak berdialog untuk hal-hal yang tidak positif termasuk paham radikal,” tutur Setyo Pranowo, Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT.

“Kita perlu tahu bahwa memang kejadian teror semakin tidak terbaca. Kejadian di Selandia Baru, benar-benar serupa dengan kejadian di Sibolga, dimana, kawasan yang kondusif, aman dan nyaman, ternyata terusik dengan kejadian teror. Bahkan kejadian-kejadian di Indonesia sekarang seperti berulang di luar negeri sebagaimana kejadian di Srilanka baru-baru ini. Kondisi ini harus terus diwaspadai, karena salah seorang teroris misalnya mengatakan bahwa dia mampu menjadikan seseorang menjadi teroris hanya dalam waktu 2 jam” tambah Setyo, Letkol AL.

Dalam kegiatan ini ditampilkan video rekaman pelaku bom bunuh diri Bom JW Marriot tahun 2009, Sembilan hari sebelum kejadian. Di dalam video, seorang anak muda, pelaku bom, merasa bahwa tindakannnya adalah sebuah cara untuk menjalankan ibadah, karena akan mendapatkan ganjaran bertemu dengan 72 bidadari. Pemuda tersebut menyampaikan bahwa bom bunuh diri hanya dilakukan oleh orang yang putus asa, yang berbeda dengan dirinya, yang justru ingin menegakkan kebenaran.

Keikutsertaan Pengajar Vokasi Humas dalam kegiatan ini dimaksudkan sebagai proses pembelajaran untuk mencegah penyebarluasan berita bohong, ujaran kebencian, dan informasi bersifat negatif, yang merupakan cikal bakal paham radikal terorisme. “Peserta dilatih oleh kami untuk dapat memiliki kepercayaan diri dan teknik-teknik komunikasi agar mampu mengimbangi pemahaman radikalisme yang terus menerus disebarkan melalui berbagai saluran, baik secara tatap muka, maupun melalui internet,” tutup Devie Rahmawati, pernah belajar di Swansea, UK.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!