Depok – Bertempat di Auditorium Program Vokasi, Universitas Indonesia, Program Vokasi Komunikasi (Vokom) UI menyelenggarakan Diskusi Nasional bertajuk “Made In Indonesia: Cintai Produk Lokal Indonesia”. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari seluruh Indonesia.

Kegiatan ini menghadirkan Kepala BPPI Kemenperin RI – Ngakan Timur Antara, Public Relations Wardah Cosmetics – Wahidah Oktavia, Founder Erigo Store – Muhammad Sadad, dan Founder Good News From Indonesia, Akhyari Hananto. Kegiatan yang dimoderatori oleh Abang Jakarta 2018, M.Sayeful Mujab, dibuka oleh Ketua Program Studi, Vokom UI, Dr. Devie Rahmawati, M.Hum.,CPR.

Kegiatan yang dikelola oleh para mahasiswa Vokasi UI Program Studi Komunikasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan pemuda – pemudi Indonesia terhadap produk dalam negeri, ditengah-tengah berbagai tantangan ekonomi dan politik dunia seperti perang dagang yang berimbas pada depresiasi mata uang misalnya. Untuk itu, dibutuhkan kekuatan domestik agar dapat menahan goncangan global, karena Indonesia tidak tergantung pada produk-produk dari luar negeri.

Kegiatan ini didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian. Kepala BPPI Kemenperin RI, Ngakan Timur Antara menyampaikan bahwa para Pemuda – Pemudi Indonesia yang akan menjadi penerus bangsa, diharapkan dapat menunjukkan rasa cinta tanah air dengan membeli produk buatan Indonesia. “Apalagi produk Industri Kecil dan Menengah (IKM). Selain itu, untuk kalian yang suka berwisata, pilihlah wisata dalam negeri terlebih dahulu. Banyak tempat wisata Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya,” tambah Ngakan Timur Antara.

Ketua Program Studi Vokasi Komunikasi UI, Devie Rahmawati menyampaikan bahwa Kita wajib bangga sebagai bangsa yang kreatif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. “Kita akan selalu menghadapi serbuan produk impor, tetapi kemudahan teknologi harus kita manfaatkan untuk sebarkan pesan selalu gunakan produk lokal”, ujarnya.

Devie juga menambahkan bahwa perkembangan industri komunikasi di sektor online saat ini memiliki imbas kepada industri offline yaitu usaha dan industri kecil dan menengah. Berdasarkan studi Nielsen, perkembangan pasar online telah mendorong kemajuan bagi 3 juta UMKM di Indonesia. Bila diasumsikan bahwa setiap UMKM memiliki pendapatan penjualan sekitar Rp. 10 juta per hari, maka total pendapatan seluruh UMKM diprediksi mencapai Rp. 30 Triliun per hari.

“Diskusi yang diinisiasi oleh Vokasi Komunikasi ini menitik beratkan bahwa di era digital, sektor komunikasi berbasis teknologilah yang mampu menjadi sumbu pengikat dan peledak untuk menyebarkan kecintaan akan produk dalam negeri. Televisi, telepon pintar, IOT dan sebagainya merupakan produk dari industri komunikasi yang telah mampu merubah dunia hanya dalam kurun waktu dua dekade,” ujar Devie, yang juga dikenal sebagai pengamat sosial ini.

“Industri kosmetik dan pakaian di Indonesia saat ini sedang menjadi primadona, apalagi dengan adanya teknologi komunikasi dan perkembangan sosial media, semakin memudahkan para wirausaha baru memasarkan produknya, dan ini perlu kita dukung” tutupnya.

Industri komunikasi berbasis teknologi secara nyata telah mendorong lompatan peradaban umat manusia melalui :
1. Penciptaan lapangan kerja langsung. Sektor teknologi komunikasi seperti pasar online dsbnya, pada tahun 2020 diharapkan mampu menciptakan 800 ribu pekerjaan baru. Tidak hanya itu, industri komunikasi juga telah menggerek besaran gaji serta memperluas produk dan layanan bisnis tradisional dan modern.
2. Pendapatan negara pun terdongkrak dengan perkembangan pesat industri komunikasi. Sebagai ilustrasi, 10% saja peningkatan penetrasi internet, diasosiasikan dengan peningkatan 1.4% hingga 3.4% GDP. Dampak ini didorong oleh perdagangan online, dimana industri promosi melalui public relations, iklan dan penyiaran digital menjadi kunci kesuksesannya. Sebut saja industri aplikasi di Indonesia, yang diprediksi menghasilkan 24 Juta Dollar pada tahun 2018 ini. Tidak hanya itu menurut data PPRO High-Growth Market Reports 2018 Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pasar online tercepat dengan nilai sebesar $7.2 milyar. Ditargetkan pada tahun 2020 transaksi akan mencapai $33.2 milyar. Kondisi ini didukung prediksi McKinsey Global Institute bahwa akan terjadi pertumbuhan consumer class Indonesia dari 45 juta orang pada tahun 2010 menjadi 135 juta pada 2030.
3. Industri komunikasi telah melahirkan bentuk – bentuk pelayanan publik baru seperti industri aplikasi yang telah membuka lapangan kerja baru dan pendapatan besar bagi masyarakat. Sebut saja industri travel yang pada tahun 2013 mencatatkan lalu lintas uang sebesar 10.5 Milyar Dollar. Dimana ada minimal 250 ribu kunjungan per hari atau 7.5 juta kunjungan per bulan pada website salah satu perusahaan travel online lokal di Indonesia.
4. Perkembangan industri komunikasi di sektor online memiliki imbas kepada industri offline yaitu UMKM (strategi O2O – online to offline). Berdasarkan studi Nielsen, perkembangan pasar online telah mendorong kemajuan bagi 3 juta UMKM di Indonesia. Bila diasumsikan bahwa setiap UMKM memiliki pendapatan penjualan sekitar Rp. 10 juta per hari, maka total pendapatan seluruh UMKM diprediksi mencapai Rp. 30 Triliun per hari.
5. Kemajuan industri komunikasi berbasis teknologi telah mendorong inovasi bisnis yang efisiens. Di negara – negara OECD, 95% bisnis telah memiliki memiliki sistem promosi komunikasi online. Penggunaan teknologi internet ini memberikan peluang bagi bisnis untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Tidak hanya itu, komunikasi via internet telah berhasil menekan biaya operasional sehingga banyak bisnis yang cepat melesat di pasar.
Keterangan lebih lanjut :
Mareta Maulidiyanti (humas@vokasi.ui.ac.id) – Dosen Vokasi Komunikasi UI

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!