Taipei, Juni 2019 – Bertempat di Kantor Facebook Taiwan dan National Chengchi University (NCCU) Taiwan, 32 perwakilan dari 15 negara (Negara Anggota ASEAN, Australia, Amerika Serikta, India, Srilanka, Taiwan), terpilih menerima beasiswa dari Facebook Internasional untuk mengikuti Asia Pasific News Literacy Conference, yang menghadirkan 14 pembicara untuk berdiskusi dan merumuskan solusi bagaimana mengatasi perkembangan berita bohong (fake news), misinformation, disinformation, yang menjadi persoalan dunia.

Indonesia diwakili oleh empat orang yang dinilai Facebook telah melakukan upaya nyata dalam mempromosikan news literacy di Indonesia yaitu Algooth Putrano (Penulis dan Jurnalis); Devie Rahmawati (Founder Klinik Digital Vokasi UI); Feriani Taufik (YCAB); dan Novi Kurnia (Japelidi, UGM).

“Kegiatan ini merupakan upaya FB untuk membangun hubungan dan mengembangkan program-program yang dapat mendukung terciptanya ekosistem berita dan media untuk mengatasi persoalan misinformasi, “ ujar Aya Lowe, Integrity and Training Partnership Facebook Asia Pasifik.

Salah satu agenda kegiatan ialah diskusi kelompok (working groups) untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan dan kerja. Devie bersama perwakilan dari India, Singapura, Thailand, Myanmar, Filipina, Taiwan dan Amerika Serikat memiliki tugas untuk menyusun masukan agar pelatihan literasi media dapat dilakukan secara praktis dan memiliki dampak yang terukur.

“Kami menghasilkan beberapa rekomendasi di antaranya framework untuk menyelesaikan persoalan berita bohong yaitu 5C : Content, Communication, Context, Consequences dan Collaboration. Tidak hanya itu kami juga merekomendasikan agar pengetahuan tentang mengenali dan menghindari produksi fake news dengan cara membuat aplikasi dan game online. Game ini dapat berupa mengajari mahasiswa misalnya bagaimana memproduksi berita bohong. Ketika mereka tahu proses dan bagaimana bahayanya membuat berita bohong, justru ini yang menjadi kunci melahirkan para marketing anti hoax, ” ujar Devie Rahmawati, pengabdi Pengmas “Saring sebelum Sharing”.

“Kami juga mengusulkan agar platform media sosial memberikan insentif (positive reinforcement) kepada semua pengguna platform yang justru aktif menyebarkan berita positif . Insentif beragam dari mulai pemeringkatan di social media hingga insentif nyata berupa jalan-jalan dan sebagainya, akan membuat pengguna terdorong untuk melakukan verifikasi,” tambah Devie, Ketua Program Studi Vokasi Humas UI.

“Tidak hanya itu, diperlukan juga perlindungan hukum bagi para petugas pengecek fakta (fast checker), agar ketika mereka menyampaikan kebenaran bahwa sebuah berita adalah berita bohong, mereka bukan kemudian menjadi sasaran amuk dan tuntutan hukum dari para produsen hoax,” seru Devie, yang bersama Klinik Digital dan HM Humas Vokasi UI mendirikan Kampung Digital, untuk memberikan pelatihan berupa photovisual literacy, reproduction literacy, hypermedia literacy, information literacy, socio-emotional literacy, sepanjang tahun di Kelurahan Mekar Jaya, Depok.

“Hadir dalam kegiatan ini, membuat klinik digital memiliki banyak ide dan jaringan yang membantu kami untuk mencegah perluasan ajaran radikal negatif melalui PENGMAS “Saring sebelum Sharing” Pengalaman dari 15 negara benar-benar membuat kami optimis bahwa pekerjaan besar ini dapat terus dilakukan. Mengingat salah satu kunci mengurangi lahirnya aksi terorisme ialah dengan membuka perspektif dan pengetahuan masyarakat melalui program literasi media dan berita”, tutup Devie.

author avatar
Humas Program Pendidikan Vokasi UI
WhatsApp whatsapp
Instagram instagram
Email
chat Chat Us!